LENSA dan Cara Membaca
RESEP KACAMATA
1. Tips membaca resep :
Resep kacamata memiliki format yang
selalu sama di setiap resepnya. Baris
pertama selalu resep untuk mata kanan, kadang-kadang ditulis "OD".
Baris kedua untuk mata kiri, yang
kadang-kadang ditulis "OS".
Resep kacamata untuk setiap mata dibagi atas nilai-nilai Spheris, Silinder, dan
Axis. Sesuatu yang umum apabila di salah satu resep kacamata tidak ada nilai
ukurannya, dalam hal ini pasien mungkin akan melihat huruf "PL" atau
"Plano", atau mungkin saja ada nilai ukurannya untuk semua bagian.
Kadang-kadang resep ditulis "Ou" yang berarti "kedua mata".
Jika resep kacamata untuk lensa
bifocals atau trifocals, mungkin ada tambahan informasi resep yang ditulis
misalnya "ADD + 2.50". Ini adalah informasi yang penting jika pasien
ingin memesan lensa untuk membaca atau lensa progressive. Angka-angka yang
dinyatakan dalam diopters membe-ritahukan ukuran lensa. Nilai dalam bentuk
diopter adalah nilai yang metrik dan digunakan secara universal di seluruh dunia.
2. Tips memilih bahan lensa :
Lensa
plastik adalah bahan lensa yang terbaik untuk kebanyakan orang. Sedangkan lensa dengan bahan Polycarbonate yang sangat kuat dan tahan bentur, sangat
dianjurkan untuk anak-anak dan orang dewasa yang beraktifitas aktif. Secara
umum, jika resep kacamata Anda ukuran
spherisnya + / - 2.25 atau lebih
rendah, Anda tidak akan mendapatkan keuntungan dari lensa berjenis
"tipis". Lensa Plastik standar atau lensa Polycarbonate lebih cocok
untuk pasien. Jika resep kacamata anda ukuran spherisnya lebih tinggi dari + /
-2.25, Pasien akan mendapatkan keuntungan dari pilihan jenis lensa yang
"tipis".
Lensa tipis memiliki
tiga keuntungan,
yaitu :
- tidak kelihatan tebal,
- tidak membesarkan atau mengecilkan mata pasien ketika dilihat oleh orang lain,
- lebih ringan.
Secara umum, semakin
tipis dan ringan lensa, harganya akan semakin mahal.
- Nilai Indeks Tinggi maksudnya adalah bahan lensanya yang tipis
- Aspheric maksudnya adalah desain lensanya yang tipis.
Lensa Polycarbonate dapat dibeli dengan
desain "aspheric", dimana memberikan keunggulan kepada lensa
polycarbonate menjadi lensa berdesain Aspheris yang tipis dan ringan. Tingkat
ketipisan indeks lensa ditandai dengan "indeks
bias" (IR). Indeks menengah
biasanya sekitar 1.56, indeks tinggi adalah
sekitar 1.60, dan indeks ultra-tinggi
lensa adalah 1.67 dan 1.74. Setelah memilih bahan lensa terbaik sesuai
kebutuhannya, selanjutnya dapat memilih fitur–fitur lainnya antara lain,
seperti photochromic, lapisan tahan gores, lapisan anti pantul dan lapisan
perlindungan UV (lapisan dengan perlindungan UV selalu ada dalam lensa dengan
indeks tinggi dan lensa polycarbonate). Jika menginginkan kacamata hitam, ada
tambahan pilihan seperti pilihan warna, photopolarize,polarized, dan mirror
coatings.
3. Tips memilih warna lensa yang benar
Coklat
dan abu-abu adalah warna yang paling populer untuk lensa sunglass. Warna coklat adalah pilihan warna
terbaik karena memungkinkan pemakai
mendapatkan spektrum cahaya yang paling luas ke
mata, dan juga memblok blue light sehingga memberikan kontras yang
optimal. Warna coklat juga sangat baik digunakan untuk olahraga diluar seperti tenis, golf, ski atau olahraga lainnya
yang memerlukan persepsi penglihatan akut dan differensiasi kontras. Coklat
juga terbaik untuk kondisi cahaya
rendah, seperti memancing di sore hari atau pagi hari.
Warna abu-abu terbaik untuk keadaan cahaya yang terang seperti olahraga
air karena warna abu–abu menolak silau dari sinar matahari.
Warna lainnya seperti warna hijau dan biru lebih banyak digunakan untuk keperluan
fashion daripada fungsinya. Biru
adalah warna terburuk dari semua pilihan warna karena meningkatkan blue light dimana hal ini membuat penglihatan
menjadi lebih silau. Jika Anda ingin biru sebagai pilihan fashion, pertimbangkan
pilihan lensa berwarna coklat tetapi dengan blue mirror coating.
Warna
kuning biasanya digunakan untuk mempertinggi kontras tanpa memblokir
terlalu banyak cahaya, dan umumnya digunakan untuk olahraga menembak dan ski pada saat cuaca berawan.
4. Tips membandingkan harga
Memilih kualitas lensa yang baik
adalah hal yang sangat diutamakan demi menjaga keadaan kesehatan mata pasien,
yang pada umumnya berdasarkan antara kualitas dan harga. Seperti di daerah
lain, lebih baik mereknya, lebih mahal harganya. Sama seperti lensa, lensa yang
harganya lebih mahal biasanya kualitasnya lebih baik, atau lensa progressive
yang desainya lebih lapang dan nyaman
biasanya lebih mahal. Namun dalam beberapa kasus, mungkin sulit atau mustahil
bagi pasien untuk melihat perbedaan antara kualitas lensa yang baik dan
kualitas lensa yang rendah. Biasanya lapisan anti pantul dan lapisan tahan
gores yang berstandar internasional dan berasal dari luar negeri kualitasnya
lebih baik dibandingkan dengan lapisan yang dikeluarkan oleh Laboratorium
independen lokal.
Sangat penting untuk membandingkan
harga secara "apples to apples". Diantara dua optikal yang berbeda,
pasien akan mendapat-kan harga lensa Polycarbonate yang berbeda pula karena
pabriknya beda, desainya beda atau misalnya 1 merk sudah termasuk coating,
satunya tidak termasuk. Sebelum pasien mulai menentukan pilihan untuk kacamata,
buatlah checklist pertanyaan untuk optikal. Berikut ini daftar semua item yang dapat
menyebabkan perbedaan harga :
- Tipe lensa ( satu focal, bifocal, multifocal ),
- Bahan lensa ( polyteuretane, polycarbonate,kaca, triveks dll ),
- Pilihan tambahan (lapisan tahan gores dan anti pantul, ketipisan lensa dll),
- Produsen atau Laboratorium optalmic optik dari merk lensa yang ditawarkan.
Design dan Bahan Lensa
Saat ini lensa tersedia dalam
berbagai jenis bahan dan desain. Pemilihan lensa dengan bahan dan desain
terbaik sesuai ukuran dan kebutuhan pasien adalah tugas utama dari Optometrist
dan Refraksionis Optisien. Untuk melakukan hal ini diberikan informasi mengenai
fitur dan manfaat dari bahan dan desain bagi pasien
1. Desain Wavefront dan Proses Gosok Freeform
Wavefront dan Freeform adalah teknologi
terbaik saat ini untuk menciptakan lensa yang memberikan pasien penglihatan sangat tajam dan jernih. Pemakai akan menda-patkan penglihatan yang
tajam, meningkatkan ketajaman kontras, meningkatkan penglihatan berkendara di
malam hari, dan menikmati intensitas warna
yang lebih kaya.
Wavefront teknologi digunakan untuk
menganalisis perjalanan cahaya menuju ke mata. Pemetaan wavefront membantu
praktisi mendeteksi aberrationsyang
tidak terlihat dalam tes lensa konvensional , yang berdampak pada kualitas
pengli-hatan pasien. Banyak lensa korektif menimbulkan distorsi ketika cahaya
melalui lensa yang akhirnya mengurangi ketajaman visual. Lensa progresif,
khususnya, karena sifat desain mereka yang terdapat distorsi,mengakibatkan
peruba-han gelombang cahaya. Baru-baru ini, wavefront teknologi ini telah
digunakan dalam desain lensa baru dan di proses untuk memperbaiki desain lensa
progresif sehingga dapat memini-malisasi aberrations dan meningkatkan kinerja
visual.
Inovasi
lensa besar lainnya adalah proses gosok Freeform. Menggunakan teknik freeform, sebuah
laboratorium optik dapat memotong kompleks Curves ke bagian belakang dan
atau depan permukaan lensa kosong menjadi ukuran resep lensa yang
optimal. Mesin Freeform dapat menghasilkan Curves lebih kecil dari 0.01D, dan lensa yang keluar dari generator
siap di Polish. Dasar sistem mesin Freeform terdiri dari CNC (Computer
Numerically Controlled) generator, soft
pad penggosok lensa, dan "titik" file perangkat lunak yang
menjalankan CNC generator. Proses gosok Freeform adalah proses gosok lensa yang
lebih cepat dan lebih akurat sehingga tidak hanya memproduksi optik yang lebih
presisi, tetapi juga mengurangi waktu pemprosesan dan membantu meningkatkan
pengiriman.
2. Kaca / Glass
Bertahun-tahun
kaca dianggap bahan lensa pilihan nomor satu. Dengan optik yang paling tepat
dan konstan, kaca diang-gap yang paling nyaman dan alami. Tapi Karena kaca
tidak tahan terhadap benturan, standar
ANSI menyatakan bahwa semua lensa opthalmik kaca harus dites baik melaui panas
atau kimia untuk meningkatkan dampak
benturan. Banyak dari lensa kaca warna tidak tersedia lagi atau hanya tersedia
dengan harga yang sangat mahal. Beberapa warna dapat diperoleh dengan cara
memberikan lapisan pada lensa, walaupun hasilnya masih diperdebatkan. Lensa
kaca memiliki indeks 1,523 dimana hal tersebut standar untuk kaca lensa. Hi
Indeks lensa Kaca tersedia indeks 1,60, 1,70 dan 1,80 dan 1,90. Karena spesifik
gravity, berat Hi Indeks kaca meningkat sesuai indeksnya, namun pemilihan frame
yang kecil dapat mengurangi berat lensa.
Manfaat dan fitur :
Kualitas
optik yang sempurna dan tahan gores yang terbaik dari semua bahan. Ingat, tidak
ada lensa "anti gores". Lensa kaca dengan lapisa anti pantul memberikan
penglihatan terbaik.
Negatif :
Kaca
adalah bahan terberat yang ada serta lensa "yang paling mudah pecah".
Kaca juga dapat dengan mudah tergores dan melentik di lingkungan kerja yang
berbeda. Proses pewarnaan di lensa kaca dibuat di dalam lensa, ini termasuk
pembuatan lensa photochromik kaca. Hal
ini akan menyebabkan lensa minus menjadi gelap disekitar pinggir lensa sedangkan
jika lensa plus menjadi gelap di tengah. Tidak ada perlindungan UV di lensa
kaca bening.
3. Plastik
Pilihan
bahan lensa nomor satu di pasaran optik masa kini. Lensa plastik memiliki optik
yang sangat baik, abbe yang besar, ringan, dan kemudahan proses warna serta
tahan bentur menjadikannya pilihan yang paling umum di antara Optician.
Peningkatan kualitas lapisan tahan gores telah membantu meningkatkan penjualan
sehingga sering dianjurkan. Regular lensa plastik memiliki indeks pembiasan dari
1.498. Hi Indeks plastik mulai dari indeks dari 1.54, hingga yang baru 1.74.
Tidak seperti kaca, yang akan menjadi lebih berat karena indeks lebih tinggi,
lensa plastik Hi Indeks umumnya lebih ringan beratnya daripada lensa plastik
biasa. TIPS: Disarankan lapisan AR baik itu kaca atau plastik untuk
lensa Hi Indeks karena semakin tinggi index berarti semakin rendah nilai
abbe. Hi Indeks memilki 4 tingkat
terpisah, Mid Indeks 1,54 menjadi sekitar 1,58 (25% lebih tipis dari bahan
standart lensa), Hi Indeks 1,60 (30% lebih tipis dari bahan standart lensa),
Hyper Indeks 1,67 (40% lebih tipis dari bahan standart lensa), dan baru Hyper
Indeks 1,74 (50% lebih tipis dari bahan standart len).
Manfaat dan fitur :
Berat
lensa plastik kira-kira satu setengah kali lebih ringan dibandingkan dengan
lensa kaca. Plastik lebih mudah diwarna dibanding bahan lainnya, dapat
ditambahkan untuk perlin-dungan UV dengan tingkat perlindungan yang optimal.
Negatif :
Tebal
lensa plastik sekitar 30% lebih tebal dari lensa kaca untuk indeks 1.53, dan
lensa plastik di haruskan menggunakan lapisan tahan gores dan juga lapisan
perlindungan UV( dimana hal ini membuat lensa menjadi lebih mahal ).
4. Polycarbonates
Lensa
yang paling tahan bentur dari semua bahan yang digunakan saat ini, telah
menjadi pilihan terbaik untuk anak-anak dan pemakai kacamata yang aktif diluar
ruangan. Polycarbonate memiliki keuntungan memiliki perlindungan UV, 380 nm
untuk melindungi UV-A dan UV-B. Dibuat dengan indeks yang lebih tinggi, memiliki
berat jenis yang rendah sehingga menjadi lensa yang paling ringan di
banding dari lensa lainnya.
Asosiasi
Optikal Laboratorium di Amerika Serikat memiliki program yang disebut
"Duty to warn" untuk membantu mendidik pasien keunggulan dan fitur
lensa polycarbonate. Posisi fitting yang
benar ( 4 - 5mm di bawah pupil
) pada lensa 1 focus, pilihan frame
yang benar ( Tidak lebih dari 5mm dari
decentration per mata, kurang lebih baik ) akan membantu mengurangi
ketidaknyamanan. Direkomendasikan penambahan multi-lapisan AR Coatings untuk
membantu memberikan peglihatan yang terbaik untuk pasien.
Manfaat dan fitur :
Lensa
teraman, teringan dan salah satu dari
bahan lensa tertipis yang tersedia. Telah tersedia dalam desain aspheric yang
bermanfaat melebarkan daerah penglihatan.
Negatif :
Tidak
semua lensa Polycarbonate dapat diwarna gelap seperti lensa plastik.
Polycarbonate memiliki nilai abbe yang rendah, yang dapat menimbulkan aberasi
pada ukuran minus & plus tinggi. Proses fitting ( pemasangan lensa ) yang
tepat dan desain Aspheric dapat mengkoreksi hal tersebut.
Lensa
atau kanta adalah sebuah alat untuk mengumpulkan atau menyebarkan cahaya,
biasanya dibentuk dari sepotong gelas yang dibentuk. Alat sejenis digunakan
dengan jenis lain dari radiasi elektromagnetik juga disebut lensa, misalnya,
sebuah lensa gelombang mikro dapat dibuat dari "paraffin wax".
Lensa paling awal tercatat di Yunani Kuno,
dengan sandiwara Aristophanes The Clouds (424 SM) menyebutkan sebuah gelas-pembakar
(sebuah lensa konveks digunakan untuk memfokuskan cahaya matahari untuk
menciptakan api).
Tulisan Pliny the Elder (23-79) juga
menunjukan bahwa gelas-pembakar juga dikenal Kekaisaran Roma, dan disebut juga
apa yang kemungkinan adalah sebuah penggunaan pertama dari lensa pembetul: Nero
juga diketahui menonton gladiator melalui sebuah emerald berbentuk-konkave
(kemungkinan untuk memperbaiki myopia).
Seneca
the Younger (3 SM - 65) menjelaskan efek pembesaran dari sebuah gelas bulat
yang diisi oleh air. Matematikawan muslim berkebangsaan Arab Alhazen (Abu Ali
al-Hasan Ibn Al-Haitham), (965-1038) menulis teori optikal pertama dan utama
yang menjelaskan bahwa lensa di mata manusia membentuk sebuah gambar di retina.
Penyebaran penggunaan lensa tidak terjadi sampai penemuan kaca mata, mungkin di
Italia pada tahun 1280-an.
Bahan
Lensa Kacamata
Secara
garis besar, bahan dasar lensa kacamata dibedakan menjadi 2, yaitu mineral dan organik. Masyarakat umum
membedakannya dengan sebutan lensa kaca dan lensa plastik (ada yang menyebutnya
mika, meskipun sebutan ini kurang tepat).
Lensa
Mineral
Dalam
sejarah perkacamataan, bahan ini merupakan jenis yang pertama kali
diaplikasikan dalam pembuatan lensa. Meskipun akhir - akhir ini kebanyakan pemakai
kacamata lebih memilih lensa berbahan organik, lensa dengan bahan mineral
(kaca) masih menjadi pilihan orang karena mempunyai keunggulan di sisi
ketahanan terhadap panas, goresan, dan bahan kimia. Jenis kaca yang dipakai
hingga saat ini adalah jenis crown yang memiliki indeks bias 1,523, dan
merupakan indeks bias standar terendah untuk lensa mineral. Indeks bias adalah
nilai yang menunjukkan kemampuan pembiasan suatu media bila dibandingkan dengan
udara. Indeks bias udara dianggap bernilai 1. Semakin tinggi kerapatan molekul
suatu media, akan semakin tinggi pula nilai indeks biasnya.
Lensa kaca yang masuk kategori high index
(indeks bias tinggi) memiliki indeks bias bahan bernilai 1,6, sedangkan yang
berindeks bias 1,7 dikategorikan super high index. Bahkan, saat ini telah ada
lensa yang bahannya berindeks bias 1,8 dan 1,9. Semakin tinggi indeks bias
bahan lensa, berat jenisnya juga akan semakin tinggi, namun, akan lebih
memungkinkan untuk membuat lensa kacamata yang lebih tipis. Tentang hubungan antara
ketebalan lensa kacamata dan indeks bias bahannya, dapat anda baca di tulisan
yang ini.
Untuk
memperbaiki kualitasnya, lensa mineral umumnya juga diberi lapisan hardcoat,
untuk memberbaiki ketahanan gores, dan lapisan anti pantul / anti reflreksi
untuk memperbaiki kemampuan transmisi cahaya. Lapisan anti pantul atau anti
refleksi ini sering disebut secara salah kaprah dengan sebutan “anti silau”,
atau ada pula yang menyebutnya “supersin”. Sebenarnya “supersin” adalah nama
atau merek dagang yang dipatenkan oleh Rodenstock (produsen lensa dan bingkai
kacamata) untuk lapisan anti pantul yang mereka aplikasikan pada lensa - lensa
buatan mereka. Jadi, ini seperti kejadian orang menyebut “honda” untuk motor,
apapun mereknya.
Selain
kedua jenis lapisan tersebut, ada lagi lapisan yang bisa ditambahkan pada
permukaan lensa agar mudah dibersihkan dari kotoran atau bercak bekas air yang
menempel. Untuk ini, ada yang menyebutnya aqua coat, ada pula yang menyebut
water repellent.
Lensa
Organik
Bahan
lensa ini mempunyai berat jenis yang jauh lebih rendah dari pada lensa mineral,
sehingga bobot lensa kacamata yang dihasilkannya juga jauh lebih ringan. Di
samping itu, bahan lensa ini mempunyai kelenturan yang jauh lebih bagus dari
pada lensa mineral, sehingga tidak mudah pecah dan sangat direkomendasikan
untuk kacamata model tanpa bingkai (rimless) maupun yang setengah bingkai (semi
rimless, gantung/senar). Namun, jika dibandingkan dengan lensa mineral, lensa
organik ini mempunyai kelemahan dalam hal ketahanan terhadap panas, goresan,
maupun bahan kimia. Bahan - bahan pelarut kuat seperti aseton akan mudah
merusakkan lensa ini. Karena itulah, setiap lensa organik mutlak ditambahkan
lapisan hardcoat untuk meningkatkan ketahanannya terhadap goresan. Lensa
organik juga bisa diberi lapisan anti pantul maupun lapisan aqua coat/water
repellent. Bahkan dapat pula diwarnai dengan teknik diping (pencelupan), suatu
hal yang tidak dapat dilakukan pada lensa mineral.
Bahan lensa organik standar adalah CR39 yang
memiliki indeks bias 1,49. Ya.. lebih rendah dari pada lensa mineral. Karena
itu, untuk ukuran dioptri yang sama, lensa berbahan CR39 biasanya akan lebih
tebal dari pada lensa mineral. Saat ini, ada beberapa produsen lensa yang
mengeluarkan lensa berbahan CR39 namun diklaim mempunyai indeks bias yang lebih
tinggi, yaitu 1,56. Mereka menyebutnya medium indeks.
Di
jajaran medium indeks ini, Hoya Corporation, produsen lensa kamera ternama dari
Jepang yang beberapa tahun ini ikut pula memproduksi lensa kacamata,
mengembangkan bahan lensa yang mereka namakan Phoenix® yang memiliki indeks
bias sebesar 1,53. Material ini oleh pembuatnya diklaim sebagai bahan lensa
plastik paling ringan di dunia serta tahan terhadap benturan.
Untuk
kategori high indeks di jajaran lensa organik, Hoya Corporation juga
mengembangkan dan mempatenkan Eyas® yang diklaim memiliki indeks bias sebesar
1,6. Selain itu, mereka juga punya Eynoa® yang berindeks bias 1,67.
Di kelas super high indeks, Hoya Corp. juga
memiliki hak paten atas bahan lensa Eyry® yang mereka klaim mempunyai indeks
bias sebesar 1,7.
Polycarbonat,
yang selama ini hanya diaplikasikan sebagai lensa pelindung pada safety gogles,
beberapa tahun belakangan ini juga mulai ada yang mengaplikannya sebagai lensa
berukuran. Kemampuannya dalam menahan benturan merupakan keunggulan yang sering
ditonjolkan oleh produsen - produsennya, sampai ada yang mendemonstrasikannya
dengan cara mempersilahkan calon konsumen untuk memukulnya dengan martil.
Indeks Bias dan Ketebalan Lensa Pada Kacamata
kekuatan
dioptri suatu lensa itu terdiri dari indeks bias dan kelengkungan permukaan
lensa. Kekuatan dioptri suatu lensa, berbanding lurus dengan nilai indeks bias,
namun berbanding terbalik dengan jari - jari kelengkungan permukaannya. Jika
kenaikan indeks bias membuat kekuatan dioptri meningkat, maka, jari - jari
kelengkungan permukaan lensa harus diperbesar (dibuat lebih rata) agar kekuatan
dioptri tidak ikut meningkat.
Misalnya,
indeks bias (n) = 1,5.
jari - jari kelengkungan depan (r1) = 12,5
cm.
jari - jari kelengkungan belakang (r2) = 8
cm.
maka akan menghasilkan kekuatan dioptri (D)
sebesar:
D=((1,5-1)/0,125) + ((1,5-1)/-0,08) = 4 +
(-6,25) = -2,25 Dioptri.
Jika kita rubah nilai indeks bias (n)
menjadi 1,6, maka hasilnya :
D=((1,6-1)/0,125) + ((1,6-1)/-0,08) = 4,8 +
(-7,5) = -2,7 Dioptri.
Perhatikan, kedua perhitungan di atas
membuktikan bahwa jika dua keping lensa yang satu sama lain berbeda indeks bias
bahannya, namun dibuat dengan ukuran kelengkungan yang sama, akan menghasilkan
lensa yang berbeda kekuatan dioptrinya. Jika bahan lensa yang berindeks bias
1,6 ingin dibuat berkekuatan dioptri sama dengan lensa yang berindeks bias 1,5,
maka kelengkungan permukaannya (biasanya dipilih ocular curve / kelengkungan
permukaan belakang) harus dibuat lebih rata. Sekarang kita buktikan dengan
mengacu pada hasil perhitungan pertama:
-2,25 = ((1,6-1)/0,125) + ((1,6-1)/(-r2))
-2,25 = 4,8 + (0,6/-r2)
-r2 = 0,6/(2,25+4,8)
-r2 = 0,6/7,05
r2 =
-0,0851 m, atau -8,51 cm
Pada
hitungan di atas, base curve dibuat dengan berdasarkan nilai r1 yang tetap,
yaitu 12,5 cm. Ocular curve 1 dibuat berdasarkan nilai r2 jika n =1,5,
sedangkan ocular curve 2 dibuat berdasarkan nilai r2 jika n = 1,6. Terlihat
bahwa ocular curve 2 tersebut nampak lebih rata dan membuat pinggir lensa
menjadi lebih tipis dari pada ocular curve 1. Ini dapat diartikan, untuk
kekuatan dioptri yang sama, lensa dengan bahan berindeks bias tinggi akan dapat
di buat lebih tipis dari pada lensa yang dibuat dengan bahan berindeks bias
lebih rendah. Jadi, tebal atau tipisnya lensa kacamata (yang belum dipotong dan
dipasang pada bingkai) juga tergantung dari nilai indeks bias bahan lensa
tersebut.
Anggapan
salah persepsi tentang “lensa yang dipertipis”. Ada beberapa penjual kacamata
amatir ataupun optikal gelap yang menyebut “lensa yang dipertipis” ketika
menawarkan lensa high indeks (indeks bias tinggi). Ini membuat kebanyakan
konsumen berasumsi bahwa lensa yang ditawarkan tersebut akan dibuat lebih tipis
oleh si penjual. Padahal sebenarnya tidak seperti itu. Proses penggosokan
permukaan lensa (menjadi cekung atau cembung) agar menghasilkan kekuatan
dioptri tertentu, dilakukan oleh laboratorium penggosokan lensa. Tebal atau tipisnya
lensa tergantung oleh kelengkungan yang dibuat di kedua permukaan lensa.
Jenis Lensa
Kacamata
I. Jenis lensa
kacamata menurut jumlah fokusnya.
a. Single Vision
/ Monofokal / Fokus Tunggal.
Adalah
lensa kacamata yang hanya memiliki satu fokus dalam tiap keping lensa.
Penderita miopia, hipermetropia, maupun astigmatisma, yang belum mengalami
presbiopia, biasanya menggunakan lensa jenis ini. Penderita presbiopia juga
banyak yang menggunakan lensa jenis ini untuk dipakai sebagai kacamata khusus
untuk membaca dekat (kacamata baca), karena dapat memberi area baca (area jarak
dekat yang dapat dilihat dengan jelas) yang relatif luas. Lensa cylindris,
meski pada hakekatnya memiliki lebih dari 1 fokus, juga dianggap termasuk dalam
jenis lensa single vision.
b. Bifokal /
Dobel Fokus.
Adalah lensa kacamata yang memiliki 2 fokus
dalam tiap keping lensa. Pada lensa ini, terdapat lensa anakan (biasa disebut
segmen) yang memiliki fokus lebih pendek dari pada lensa utamanya. Lensa anakan
ini biasanya diposisikan di sisi bawah bidang kacamata. Pengguna lensa ini
adalah para penderita presbiopia yang tidak mau repot memakai dan melepas
kacamata pada saat ingin membaca dan kemudian melihat jauh, atau sebaliknya.
c. Trifokal /
Tripel Fokus.
Yaitu lensa yang memiliki 3 fokus dalam
tiap keping lensa. Bentuknya hampir sama dengan lensa bifokal, hanya terdapat
tambahan lensa anakan ke 2 yang fokusnya lebih pendek dari lensa utama, namun
lebih panjang dari lensa anakan. Tambahan lensa anakan ini diposisikan diatas
lensa anakan pertama, dan berfungsi untuk memberikan perbaikan penglihatan
jarak menengah (1 s/d 3 meter) bagi penderita presbiopia derajat tinggi yang
tidak puas dengan unjuk kerja lensa bifokal.
d. Multifokal /
Multifokus / Progresif.
Adalah
lensa yang memiliki banyak fokus dalam tiap keping lensa. Prinsipnya hampir
sama dengan lensa trifokal. Jadi, lensa ini mempunyai banyak lensa anakan yang
tersusun pada sisi bawah lensa utamanya. Tiap - tiap lensa anakan dibuat dengan
tanpa ada garis pembatas yang nampak, tidak seperti lensa bifokal atau trifokal
yang masih menampakkan garis pembatas pada lensa anakannya. Lensa jenis ini
sering menjadi pilihan bagi para penderita presbyopia (biasanya yang sudah
berumur 40an) yang tidak ingin nampak sudah tua oleh tampilan lensa
kacamatanya.
II. Jenis Lensa
Kacamata Menurut Warnanya.
a.
Clear
Sesuai
dengan namanya, lensa ini tidak mendapat pewarnaan. Kalangan optikal lebih
sering menyebutnya dengan white/putih, meskipun yang dimaksud bukan warna putih
seperti susu.
b.
Monokrom
Merupakan jenis pewarnaan lensa dengan hanya 1
pola warna, baik pada lensa berbahan mineral maupun organik.
Pada lensa mineral, proses pewarnaan dilakukan
di pabrik lensa blank (lensa setengah jadi yang belum dibuat berukuran) dengan
cara menambahkan pigmen warna pada saat proses pencetakannya. Jadi, pigmen
warna menyatu dengan bahan lensanya. Keterbatasan pigmen warna dan kerumitan
proses ini membuat warna yang tersedia untuk lensa mineral menjadi sangat
terbatas, kurang banyak variasi. Beberapa warna tersebut antara lain :
- Coklat/brown.
- Coklat terang/lite brown.
- Abu - abu/grey.
- Abu - abu terang/lite grey.
- Biru terang/lite blue.
- Pink.
- SP-9.
Ini
adalah warna coklat seperti warna tanah. Banyak orang menyebutnya coklat lemah
teles (Jawa; tanah basah)
G-15.
Warna
hijau tua/gelap, kira - kira seperti warna cincau. Warna lensa ini dahulu
populer pada sunglass Driving Series bikinan Rayban.
Saat ini, untuk mendapatkan lensa
mineral dengan warna - warna seperti di atas sudah tidak mudah lagi, sehingga
kebanyakan optikal akan enggan mendapat order lensa mineral berwarna. Optikal
akan lebih menyarankan pemakaian lensa organik yang akan memberi lebih banyak
variasi warna. Biasanya akan disediakan katalog warna sehingga calon pemakai
tinggal memilih warna yang diinginkannya. Proses pewarnaannya juga tidak
serumit lensa mineral, sehingga ada beberapa optikal yang mampu melakukan
proses pewarnaan sendiri.
c. Gradual / Gradient
Pewarnaan dengan pola gradual
(bergradasi) hanya dapat diaplikasikan pada lensa organik.
- Gradual monokrom.
Merupakan
pola pewarnaan dengan 1 warna yang bergradasi ke arah terang/clear. Pada
umumnya, warna yang paling gelap akan diposisikan di sisi atas lensa, makin ke
bawah makin terang.
- Gradual duokrom.
Merupakan
pola pewarnaan dengan 2 warna yang bergradasi pada peralihan kedua warna
tersebut. Tidak semua produsen lensa organik menyediakan pola warna ini,
sehingga seringkali ini merupakan pesanan khusus. Tentu saja harganya juga
menjadi khusus (baca: lebih mahal). Jika praktisi optikal (yang mampu melakukan
pewarnaan lensa organik sendiri) memiliki kreatifitas tinggi dalam penyediaan
pola warna khusus ini, akan menjadi poin plus bagi optikal tersebut.
d. Photokrom
Inilah lensa yang oleh orang (awam)
sering disebut dengan lensa siang malam, atau ada pula yang menyebutnya lensa
night ‘n day. Lensa ini akan berubah menjadi lebih gelap jika terkena paparan
sinar matahari. Ada yang berubah menjadi warna coklat (photobrown), ada juga
yang menjadi abu - abu (photogrey). Makin terik sinar matahari yang menimpanya,
semakin gelap lah warna lensa tersebut. Warna lensa akan kembali menjadi terang
jika tidak lagi terpapar sinar matahari. Pada umumnya, kegelapan maksimum lensa
jenis ini akan kurang dari 75%. Lensa photokrom yang berkualitas bagus, akan
mempunyai intensitas kegelapan yang tinggi dan lebih cepat kembali menjadi
terang. Oh ya, lensa dengan jenis warna ini juga tersedia dalam bahan mineral
(kaca) maupun organik (plastik).
Assalamualaikum
BalasHapusUlasannya lengkap, sy mau tanya, sy wanita 39 tahun, sehari-hari bekerja di depan komputer, rabun jauh -0,75 kanan kiri, setelah mendapat resep dokter, sy beli kacamata di optik, kayaknya mika, baru sehari sy gunakan mata terasa lelah, beberapa saat kemudian sy migran. Sy gunakan kacamata hanya saat rapat, tapi gejala selalu sama, selalu berakhir migran, mohon pencerahannya.
Terimakasih
sebaiknya dievaluasi ukuran refraksinya apakah benar 0.75..karena kondisi mata lelah (asthenopia) akibat penggunaan mata berlebihan didepan komputer juga bisa menjadi penyebab. kalau penyebabnya astheopia maka cara terbaik adalah mengistirahatkan mata secara teratur. asthenopia juga bisa disertai dengan mata kering yang mengakibatkan penglihatan menjadi sedikit tidak jelas. Terimakasih
Hapusada kemungkinan mata silinder bu..... coba lakukan periksa ulang
BalasHapusTerimakasih sarannya pak..
HapusBedanya lensa blueray dg lensa index 1.67 apa ya.. mnrt anda, utk minus 4 sebaiknya lebih disarankan menggunakan lensa yg mana? Terimakasih
BalasHapusbluray itu lapisan depan lensa,fungsi nya untuk menahan sinar biru berbahaya masuk ke mata,kalau index itu mengenai ketipisan lensa dari segi fisik,
Hapusiya benar sekali kalau blueray merupakan lapisan depan lensa kacamata..fungsinya sebagai penahan gelombang sinar biru.. kalau index merupakan kelengkungan/kemampuan bias dari lensa kacamata tersebut.
BalasHapus