Sabtu, 11 Maret 2017

Karsinoma sel Squamosa



Karsinoma sel squamosa (SCC) kulit adalah bentuk paling umum kedua dari kanker kulit dan menyumbang 20% dari keganasan kulit. Karsinoma sel squamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam epidermis. Karsinoma sel squamosa sering muncul pada kulit yang rusak karena terkena sinar matahari dan individu lanjut usia. Kebanyakan karsinoma sel squamosa dapat segera diidentifikasi dan dibuang dengan prosedur bedah minor. Lesi invasif lebih besar dan lebih memerlukan manajemen operasi agresif, terapi radiasi, atau keduanya. Risiko karsinoma sel squamosa sangat tinggi untuk terjadinya metastasis.

Etiologi
Penyebab pasti masih belum diketahui dengan jelas, tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang terkait dengan perkembangan karsinoma sel squamosa, meliputi hal-hal berikut ini.
1.      Usia lebih tua dari 50 tahun.
2.      Jenis kelamin laki-laki
3.      Kulit putih terang: rambut pirang atau cokelat terang; mata hijau, biru, atau abu-abu.
4.      Kulit yang mudah mengalami luka bakar akibat sinar matahari (jenis fitzpatrick I dan II).
5.      Geografi (lebih dekat ke khatulistiwa).
6.      Sejarah kanker kulit nonmelanoma sebelumnya.
7.      Paparan sinar UV matahari dengan kumulatif tinggi.
8.      Paparan karsinogen kimia (misalnya : arsen, tar).
9.      Imunosupresi kronis.
10.  Kondisi bekas luka kronis.
11.  Infeksi Human Papilomavirus (HPV).

Patofisiologi
Squamous cell carcinoma (SCC) adalah tumor ganas pada keratinosit epidermis. Beberapa kasus karsinoma sel squamosa terjadi de novo (yaitu dengan tidak adanya lesi prekursor), namun beberapa karsinoma sel squamosa berasal dari matahari yang disebabkan oleh lesi prakanker dikenal sebagai keratosis actinic. Pasien dengan keratosis actinic multiple memberikan manifestasi peningkatan risiko untuk mengembangkan karsinoma sel skuamosa. Karsinoma sel squamosa yang mampu infiltrasi pertumbuhan lokal, menyebar ke kelenjar getah bening regional, dan metastasis jauh, paling sering ke paru-paru.

Pemeriksaan
Pada  anamnesis, penting untuk menanyakan riwayat yang sesuai dengan predisposisi di atas. Tumor ini sering kali terlihat pada orang tua berkulit terang. Sinar matahari merupakan faktor etiologi utama yang menyebabkan karsinoma sel squamosa. Orang-orang berkulit terang yang terpapar sinar matahari secara kronik (petani, pelaut) memiliki insiden karsinoma sel squamosa yang tinggi.
            pasien juga mengeluh adanya lesi berupa pembesaran pada kulit. Keluhan pembesaran tersebut biasanya bersifat lambat, tetapi beberapa lesi membesar dengan cepat. Keluhan lain yang didapatkan pada pasien karsinoma sel squamosa dapat berupa adanya perdarahan pada sisi lesi, nyeri lokal, dan adanya kelembutan pada sisi lesi terutama dengan tumor yang lebih besar. Keluhan adanya anestesi lokal, kesemutan, atau kelemahan otot dapat mencerminkan keterlibatan perineural, dan ini merupakan anamnesis yang penting karena memberikan dampak negatif terhadap prognosis penyakit.
            Pada   pemeriksaan fisik, lesinya dapat bersifat primer karena timbul pada kulit maupun membran mukosa, atau bisa terjadi sekunder dari suatu keadaan keratosis aktinika, leukoplakia (lesi premaligna pada membran mukosa) atau lesi dengan pembentukan sikatriks atau ulkus. Karsinoma sel squamosa tampak sebagai sebuah tumor yang kasar, tebal, dan bersisik tanpa memberikan gejala (asimtomatik), tetapi bisa menimbulkan pendarahan. Tepi lesinya dapat lebih lebar, lebih terinfiltrasi dan lebih memperlihatkan reaksi inflamasi bila dibandingkan dengan karsinoma sel basal.
            Daerah-daerah yang terbuka, khususnya ekstremitas atas, muka, bibir bawah, telinga, hidung, dan dahi merupakan lokasi kulit yang sering terkena kanker ini. Bagian lain yang terserang karsinoma biasanya adalah suatu kondisi metastasis seperti pada penis.

Penatalaksanaan
Eksisi Bedah
Tujuan utamanya adalah untuk mengangkat keseluruhan tumor. Cara yang terbaik untuk mempertahankan penampilan kosmetika adalah dengan menempatkannn garis insisi di sepanjang garis tegangan kulit yang normal dan garis anatomis tubuh yang dialami. Dengan cara ini, jaringan parut yang terbentuk tidak akan mudah terlihat. Ukuran insisi tergantung pada ukuran dan lokasi tumor, kendati biasanya meliputi rasio panjang terhadap lebar yaitu 3:1. Memadainya eksisi dengan pembedahan dipastikan melalui evaluasi mikroskopik terhadap potongan-potongan spesimen. Apabila tumornya berukuran besar, pembedahan rekonstruksi dengan menggunakan skin flap atau graft kulit mungkin diperlukan. Luka insisi ditutup lapis demi lapis untuk memperbesar efek kosmetika. Perban tekan dipasang pada luka untuk penyangga. Infeksi jarang dijumpai sesudah tindakan eksisi yang sederhana jika tindakan aseptik bedah yang benar tetap dipertahankan selama dan sesudah operasi.

Terapi Radiasi
Terapi radiasi sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung, dan daerah pada atau di dekat struktur yang vital (misalnya: nervus fasialis). Terapi ini hanya dikerjakan pada pasien yang berusia lanjut karena perubahan akibat sinar-x dapat terlihat sesudah 5 hingga 10 tahun kemudian dan perubahan malignan pada sikatriks dapat ditimbulkan oleh sinar-x setelah 15 hingga 30 tahun kemudian.
            Pasien harus diinformasikan bahwa kulit dapat menjadi merah dan melepuh. Salep kulit yang netral (yang diresepkan oleh dokter) dapat dioleskan untuk mengurangi gangguan rasa nyaman. Pasien juga harus diingatkan agar kulitnya tidak terkena sinar matahari.

Kemoterapi
Formulasi kemoterapi topikal dari 5-fluorouracil (5-FU) digunakan untuk pengobatan actinic keratosis dan dangkal karsinoma sel basal. Keberhasilan pengobatan pada pasien dengan sel karsinoma squamosa juga telah dilaporkan. Karsinoma sel squamosa invasif tidak harus ditangani dengan kemoterapi topikal.
            Suatu bentuk dari FU 5 (capecitabine), yang disetujui oleh food and drug administration (FDA) dapat dipertimbangkan pada pasien dengan sel karsinoma squamosa situ dengan penyebaran ke daerah kulit yang luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar