PAPILLOEDEMA
DEFINISI
Papilloedema
adalah suatu pembengkakan yang bersifat non-inflamasi dari pada diskus optikus,
dimana biasanya merupakan akibat dari kelainan yang letaknya di dalam tengkorak
(cranium), orbita dan badan pada umumnya.
ANATOMI
Diskus
optikus (papilla N. Opticus) merupakan bagian dari nervus optikus yang terdapat
intra okuler dimana dapat dilihat dengan pemeriksaan memakai alat
Ophthalmoscope. Adapun bagian-bagian dari Nervus Optikus yang mempunyai panjang
50,0 mm itu adalah sebagai berikut :
• Bagian intra okuler sepanjang 0,70 mm
• Bagian intra orbita sepanjang 33,00 mm
• Bagian intra kanalikuler sepanjang
6,00 mm
• Bagian intra kranial sepanjang 10,00
mm
Nervus
Optikus ini muncul dari belakang bola mata (orbita) melalui lubang pada sclera
dengan diameter sekitar 1,50 mm. Sedang letak dari pada diskus optikusnya
berada sekitar 0,3 mm di bawah dan 1,0 mm disebelah nasal fovea centralis.
PATOGENESIS
:
Sampai
sekarang masih belum jelas benar akan mekanisme pembentukan papilloedema,
tetapi beberapa sarjana telah berusaha untuk menerangkannya dengan berbagai
macam teori. Yang dapat disebutkan disini ialah :
• Adanya penyumbatan pada bagian
belakang dari nervus optikus yang disebabkan oleh konstriksi vena yang melewati
ruang intra-vaginal. Penyempitan ini terjadi akibat kenaikan tekanan intra
kranial. Teori ini untuk pertama kali dikemukakan oleh SCHWALBE : (1870).
• Tekanan cairan otak (cerebro spinal)
yang meningkat, akan menekan sepanjang ruang peri-vaskuler dari pembuluh darah
serabut-serabut saraf dan akan meresap ke dalam saraf dan disklis optikus.
• BEHR (1911, 1937) berpendapat bahwa
pada saraf normal akan terjadi pengaliran cairan kebelakang sepanjang nervus
optikus. Papilloedema akan terjadi bilamana ada hambatan pengaliran cairan
tersebut.
• MA RCHESANI
(1930 — 1931) mengatakan bahwa timbulnya papilloedema adalah karena proscs
pembeng kakan
dari bagian-bagian otak dan akan menialar ke diskus optikus.
• WATKINS, WAGENER dan BROWN
beranggapan bahwa papilloedema timbul karena reaksi lokal dari jaringan saraf
optikus terhadap anoxaemia akibat hilangnya darah (pada penderita
dengan Thrombocytopenic purpura).
Berdasarkan
terori-teori yang telah disebutkan di atas, maka WOLINTZ menarik kesimpulan
bahwa pathogenesa papilloedema disebabkan beberapa faktor yaitu : anatomi;
vaskuler; mekanis dan metabolik. Walaupun sarjana tersebut condong untuk
menyatakan bahwa salah satu faktornya ialah kenaikan tekanan intra kranial,
dimana kenaikan tersebaut akan menyebabkan pembendungan sirkulasi kapiler pada
lamina cribrosa dan diskus optikus.
PENYEBAB PAPILLOEDEMA
WOLINTZ menyebutkan pembagian
penyebab papilloedema menjadi empat golongan besar yaitu :
1.
Kenaikan Tekanan Intra Kranial :(i)
Tumor Otak, terutamayang letaknya infra tentorial seperti : tumor cerebellum (otak
kecil), tumor pada ventrikel ke-IV, tumor pada fossa cranii anterior dan
medius, craniopharyngioma, dan lain-lain.
2.
Hypertensi Intra Kranial Yang
Benigna/Pseudo Tumor Cerebri : (i) thrombosis vena intra kranial, (ii) gangguan
endokrin seperti : Addison' s disease, Cushing" s disease, kelainan Ovarium
(menstruasi, obesitas, kehamilan dan lain-lain). (iii) absces otak. (iv)
subarachnoid/sub-dural haemorrhage. (v) hydrocephallus.
3.
Penyakit-Penyakit Pada Orbita : tumor
dari nervus optikus, thyroid ophthalmopathy. Penyakit-Penyakit Pada Mata :
glaucoma akut, hypotoni oleh karena rudapaksa, operasi atau uveitis.
4.
Penyakit-Penyakit Sistemik : hypertensi
yang maligna, blood dyscrasia, anaemia dan pulmonary insufficiency.
GEJALA DAN TANDA
·
Gejala : Seringkali gejala yang
dikeluhkan seorang penderita dengan papilloedema adalah ringan sekali atau
malahan tanpa disertai keluhan sama sekali. Bilamana ada keluhan, maka ini dapat
berupa sakit kepala, muntah-muntah dan gangguan dalam berjalan. Gangguan di
atas mendorong penderita untuk memeriksakan dirinya ke dokter terutama dokter
saraf. Keluhan lainnya berupa gangguan penglihatan yaitu tiba-tiba mata menjadi
kabur dan dalam tiga sampai lima detik penderita sudah membaik lagi. Akan
tetapi bilamana proses sudah berjalan lama, maka gangguan penglihatannya sangat
berat dan nyata.
·
Tanda-Tanda : Tanda-tanda yang ditemukan
seringkali merupakan tanda-tanda gabungan antara tanda neurologis dan tanda
ophthalmologis, walaupun tanda dari bagian sarafnya lebih menyolok. Tanda
neurologis yang sering dijumpai adalah : Ataxia, hemiparese atau hemiplegia,
parese dan paralyse saraf-saraf kranial yaitu : nervus kc V, VI, VII ; kejang,
occipital headache, aphasia, anosmia, deafness dan tinnitus, Foster Kennedy dan
lain-lain. Tanda ophthalmologis yang ditemukan ialah :
Bilateral/unilateral papilloedema, parese dan paralyse N.III., N.IV., N.VI,
nystagmus, lagophthalmos, hemianopsia dan gangguan yojana penglihatan.
PADA
PEMERIKSAAN OPHTHALMOSKOPIK, akan didapatkan
kelainan :
·
BATAS PAPIL KABUR
: Kekaburan dari batas papil ini dimulai pada bagian atas dan bawah, selanjutnya
akan menjalar kebagian nasal. Sedang batas papil bagian temporal biasanya masih
baik dan paling terakhir menjadi kabur. Secara ophthalmoscopi ini berakibat
diameter diskus optikus menjadi lebih besar.
·
HYPERAEMI PAPII.
: Keadaan ini merupakan tanda yang paling dini dari adanya papilloedema. Hal di
atasdisebabkan karena dilatasi kapiler, sedangkan bila terdapat dilatasi dan
oedema bersama-sama maka akan berwarna merah abu-abu.
·
ELEVASI PAPIL
: Tinggi elevasi dari papil dapat
ditentukan
dengan membandingkan pembuluh darah papil
yang
terlihat jelas dengan melihat terang pembuluh darah
retina.
Elevasi ini diukur dengan Dioptri (biasanya lebih dari 2 Dioptri).
Untuk menghindari akomodasi pemeriksa dianjurkan memakai lensa positif terkuat
atau negatif terlemah.
Interpretasinya
:
pada
mata yang phakic/ada lensanya, maka 3 Dioptri sesuai dengan 1,0 mm.
pada
mata aphakic/tanpa lensa, maka 2 Dioptri sesuai dengan 1,0 mm.
·
PERDARAHAN
: Bentuk perdarahannya berupa flame shaped dan punctata/bercak dan disebabkan karena
tekanan intra kranial yang meningkat pada peripapillary, dengan letak dari
perdarahannya pada lapisan serabut serabut saraf di sekitar diskus. Bilamana
perdarahan diatas terlihat jelas, maka hal ini menunjukkan bahwa papilloedema
terjadi sangat cepat dan mendadak.
·
EKSUDAT
: Eksudat akan terlihat sebagai bercak putih/cotton wool, yang berada di atas
atau di sekitar papil. Keadaan ini disebabkan karena pembengkakan dan degenerasi
bahan-bahan cement dari serabut-serabut saraf.
·
MACULAR STAR/FAN SHAPED
: Merupakan bercak putih yang teratur di sekitar macula dan berbentuk bintang ataupun
kipas. Keadaan ini menunjukkan/menandakan pemah terjadi oedema retina dalam
beberapa minggu/bulan.
·
PEMBENDUNGAN VENA
: Dengan terjadinya pembendungan vena, maka vena-vena akan mengalami dilatasi dan
berbelok-belok sehingga meningkatkan ratio vena dengan arteria.
·
PULSASI VENA
: Kurang lebih 40% dari populasi normal tidak akan ditemukan pulsasi vena yang
spontan. Pada papilloedema pulsasi vena akan menghilang. Tapi bila didapatkan pulsasi
vena, biasanya tidak menunjukkan kenaikan tekanan intrakranial. Sebaliknya bila
pulsasi vena tidak dapat ditimbulkan dengan cara penekanan, maka kemungkinan
besar didapatkan
papilloedema.
·
PHYSIOLOGIC CUP
: Physiologic cup akan menghilang pada papilloedema. Menghilangnya physiologic
cup ini disebabkan karena tertutup oleh transudat dan eksudat.
·
BILATERAL
: Biasanya papilloedema akan terjadi secara bilateral, walaupun ada sedikit
perbedaan mengenai derajat pembengkakannya antara kedua mata. W.R. PARKER
mengatakan bahwa pada mata dengan tekanan intraokuler yang lebih rendah akan
lebih nyata terlihat pembengkakan diskus optikusnya.
PEMERIKSAAN
YOJANA PENGLIHATAN :
Pada papilloedema akan ditemukan
adanya pelebaran dari bintik buta/blind spot dan penyempitan yang konsentris yojana
penglihatan terutama dalam bentuk dan warna (merah dan hijau). Jadi yang
mula-mula mengalami perubahan adalah yojana penglihatan yang perifer, baru
kemudian sentralnya.
PEMERIKSAAN
FLUORESCEIN ANGIOGRAFI :
melalui Penyuntikan dengan 5cc
larutan fluorescein 10% vena cubiti dalam waktu sepuluh detik akan menunjukkan
:
(i)
fase arterial dimana didapatkan gambaran
pembuluh darah kapiler lebih jelas terlihat (dilatasi) dan meluas diluar diskus
optikus (retina) ;
(ii)
fase lama/late dimana akan terlihat
adanya kebocoran dari fluorescein, sehingga nampak hyperfluorescein pada papil
dan sekitarnya.
DIAGNOSA
BANDING
PAPILLITIS
atau NEURITIS OPTICA. Biasanya terjadi unilateral. Tajam
penglihatan sangat terganggu secara cepat dan berat, adaptasi sinar sangat
terganggu/reaksi pupil terganggu.
Didapatkan
adanya perivascular sheath dan elevasi papil kurang dari 3 Dioptri. Blind spot
melebar dan terdapat central scotoma. Didapatkan juga mild hyperfluorescein
dengan atau tanpa kebocoran.
PSEUDO
PAPILLOEDEMA. Biasanya bilateral dan congenital, tajam
penglihatan menurun tapi masih dapat dikoreksi. Seringkali pada hypermetropia
dengan elevasi papil mencapai 6 Dioptri. Tidak ditemukan adanya pembengkakan,
eksudat dan perdarahan dan tidak ditemukan kebocoran dan perembesan fluorescein
diluar papil. Penyebabnya adalah : myelinated nerve fibres, drusen, Crescent
(congenital, myopia), coloboma dan neoplasma pada diskus optikus.
PENGOBATAN
Pengobatan selalu ditujukan pada
penyebabnya yaitu dengan menurunkan tekanan intra kranial oleh seorang dokter saraf
atau bedah otak. Bilamana hypertensi yang menjadi faktor penyebab, maka tekanan
darah harus diturunkan dengan obat-obatan oleh seorang ahli penyakit dalam.
Setelah penyebab papillocdema tclah dihilangkan, maka papilloedema
akan mereda
dengan batas papil mulai jelas kcmbali bahkan kadang-kadang tanpa meninggalkan
bekas.
PROGNOSA:
Papilloedema
yang telah lama mempunyai prognosa yang jelek bagi penglihatan karena timbulnya
penyempitan konsentris dari yojana penglihatan yang progresif. Penanggulangan
yang kurang cepat dan tepat akan menjurus pada papil atrofi. Bilamana
papilloedema timbul secara cepat maka ini akan merupakan tanda prognosa kurang
baik. Papilloedema dengan elevasi lebih dari 5 Dioptri, disertai dengan perdarahan
dan eksudat yang banyak akan memperjelek prognosa penglihatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar