Minggu, 25 Desember 2016

PIGMENTARY GLAUKOMA



           Pigmentary glaucoma merupakan suatu glaukoma terbuka sekunder yang merupakan hasil dari dispersi pigmen melanin yang berasal dari pigmen epitel iris yang kemudian pada akhirnya akan menghambat outflow melalui jalur trabekular dan menyebabkan peningkatan tekanan intraokular. Terdapat tiga faktor yang berperan pada proses patofisiologi dari pelepasan pigmen yaitu mekanik, genetik, dan lingkungan, dimana faktor mekanik yang dimaksud yaitu adanya kelengkungan dari iris perifer ke posterior yang dapat menginduksi terjadinya suatu kontak berulang antara pigmen epitel iris dan diafragma dari zonula lensa sehingga akan menyebabkan terjadinya suatu pelepasan pigmen. Beberapa faktor lingkungan seperti akomodasi, olah raga, dilatasi pupil dan berkedip dapat meningkatkan konkavitas dari bagian posterior iris yang menyebabkan pelepasan pigmen.

            Glaukoma sudut terbuka biasanya asimtomatis hingga penyakit mencapai stadium lanjut-akhir. Namun hal ini berbeda pada penderita PG dimana didapatkan kondisi-kondisi yang dapat memicu suatu dispersi pigmen akut dan menimbulkan peningkatan tekanan intraokular secara akut dan intens. Presentasi klasik dari penderita PDS yaitu seorang laki-laki muda, usia antara 20 sampai 40 tahun dengan keluhan penglihatan kabur atau nyeri pada mata setelah berolahraga. Mata miopia memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita PDS. Selain adanya pelepasan pigmen, PG menyerupai POAG dalam banyak aspek, termasuk penurunan dari fasilitas outflow, peningkatan tekanan intraokular, cupping dari

            Papil saraf optik dan defek lapang pandangan. PDS timbul di seluruh bagian dari segmen anterior mata terutama terlihat pada kornea dan iris, yaitu adanya Krukenberg spindle dan defek transiluminasi iris pada bagian midperifer. Pada gonioskopi biasanya didapatkan sudut yang terbuka, dengan iris terinsersi posterior dari badan siliar, dan konfigurasi iris perifer berupa konkaf. Pada kasus-kasus yang sudah lanjut, trabecular meshwork tampak sebagai suatu pita berwarna coklat gelap yang tampak serupa sepanjang lingkaran sudut bilik mata depan. Retina perifer didapatkan kebanyakan abnormal baik pada penderita PDS maupun PG.

            Diagnosis banding dari PDS dan PG yaitu kondisi okular dengan peningkatan pigmentasi pada trabecular meshwork atau defek transiluminasi iris seperti pseudofakia dispersi pigmen sekunder, psudo-exfoliation syndrome/pseudo-exfoliation glaucoma, kista iris dan uveitis.

            Prinsip terapi PG yaitu menurunkan pelepasan pigmen, menghilangkan konkavitas dari iris dan kontak iridozonular, menurunkan tekanan intraokuli, dan mencegah progresivitas penyakit. Tatalaksana PDS dapat diawali dengan perubahan gaya hidup, contohnya menghindari aktivitas seperti lari dan naik turun tangga. Terapi medikamentosa dapat dengan menggunakan agen beta-blockers, prostaglandin analogues, parasimpatomimetik, alpha-adrenergic agonists, dan carbonic anhydrase inhibitors. Laser trabekuloplasti tampak lebih efektif pada individu muda dengan PG, keberhasilan dipengaruhi oleh besar sudut bilik mata depan, pigmentasi dan tekanan intraokular awal. Laser iridotomi perifer membuat iris yang konkaf akan mendatar sehingga membuat sudut yang lebih sempit dan dengan demikian menurunkan kemungkinan terjadinya kontak iridolentikular.
            Efektivitas dan indikasi dari laser iridotomi perifer masih merupakan suatu debat. Bedah filtrasi diindikasikan ketika terjadi progresi pada defek lapang pandangan atau perubahan pada papil saraf optik walaupun telah dilakukan terapi medikamentosa maupun laser. Penggunaan antimetabolit harus dilakukan dengan waspada dikarenakan adanya resiko terjadinya hipotoni pada penderita muda dengan miopia.

            Probabilitas terjadinya konversi dari PDS ke PG sekitar 10% pada 5 tahun follow-up dan 15% pada 15 tahun follow-up. Tingkat keparahan PDS dan PG mengalami penurunan pada usia paruh baya ketika pelepasan pigmen berkurang pada kebanyakan penderita. Penyebab dari regresi ini diperkirakan karena hilangnya akomodasi dan pembesaran lensa yang muncul seiring dengan bertambahnya usia. Adanya pigment reversal sign yang tampak pada pemeriksaan gonioskopi dapat membantu membedakan antara PDS/PG yang telah mengalami regresi dan NTG.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar