INERVASI ORBITA
PENDAHULUAN
Tubuh kita
merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam organ dan saling
terintegrasi oleh berbagai macam sistem koordinasi. Salah satu sistem yang
mengatur tubuh kita adalah sistem persyarafan.
Sistem
persarafan kita diatur menjadi suatu sistem yang kompleks yang juga mengatur mata sebagai indera
penglihatan sehingga mata dapat
menjalankan fungsinya dengan sempurna.
Mata di dalam fungsi persarafannya diatur langsung
oleh 6 dari 12 saraf cranialis yang merupakan bagian dari sistem saraf
perifer. Keenam saraf cranialis tersebut
adalah nervus optikus
( N. II ), nervus occulomotoris ( N.III ),
nervus trochlearis ( N. IV ), nervus trigeminus (N.V), nervus abducens
(N.VI), dan nervus facialis (N.VII). Selain itu sistem syaraf autonom
juga mengatur mata kita yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf
parasimpatis. ( 1,2,3)
Keenam
saraf cranialis yang mengatur persarafan ke mata mempunyai fungsi, distribusi
topografi di otak yang berbeda-beda. Semuanya akan berintegrasi dan bersinergis
sehingga membuat suatu sistem yang akan mengatur mata sehingga dapat
menjalankan fungsinya.
Perlunya kita mengetahui tentang persarafan orbita
ini, terutama tentang topografinya akan sangat membantu kita dalam mendiagnosa
penyakit lebih dini sebelum kita melakukan pemeriksaan penunjang.
Dalam sari pustaka sebelumnya telah dibahas persarafan
orbita secara umum, tapi dalam sari pustaka kali ini akan dibahas persarafan pada orbita lebih detail, baik mengenai
anatomi serta fisiologi termasuk kelainan-kelainan yang terjadi , yang dapat membantu kita dalam mendiagnosa
suatu penyakit.
NUKLEUS NERVUS CRANIALIS
Dalam mempelajari persarafan dimata, perlu kiranya
kita mengetahui bagaimana perjalanan dari saraf tersebut. Perjalanan dari
keenam nervus cranialis akan dimulai dimana nukleus/ badan sel sarafnya berasal
sampai kepada tempat dimana axon nervus
cranialis tersebut sampai pada tempat menjalankan fungsinya.
Letak nukleus terdistribusi di Hipothalamus, Mid brain dan Pons serta Medula Oblongata
Secara anatomi, nervus optik bermula di diskus optik
tapi secara fungsionalnya berada di sel
ganglion retina. Bagian awal dari nervus optik diwakili oleh sekitar 1 juta sel
ganglion yang kemudian melewati sklera melalui lamina cribrosa.
Nervus okulomotor, akan memulai nukleusnya di midbrain/mesencephalon
setinggi colliculus superior.
Nukleus dari nervus III terdiri atas
3 bagian menurut Warwick yaitu :
1. Kolom-kolom
sel lateral , yang akan
mempersarafi otot-otot ekstra okuler, termasuk di dalamnya adalah kolom dorsal
untuk m.rektus inferior ( IR ), kolom intermedius untuk m.obliqus inferior ( IO
), kolom ventral untuk m.rektus medial ( MR ) dan kolom medial yang akan
memberikan serabut menyilang pada m.rektus superior kontralateral ( SR ).
2. Inti sentral
kaudal ( CCN ), yang berada di tengah dan
sepertiga bagian kaudal dari inti nervus okulomotor. Inti ini akan
memberikan persarafan kepada m.levator palpebra pada kedua sisi.
3. Inti
visceral, terdiri dari
2 yaitu inti dari Edinger – Westphal ( E-W) dan
inti median anterior. Kedua inti ini akan memberikan serabut
parasimpatis preganglioner ipsilateral dan kemudian akan bergabung dengan
serabut somatomotorik N.III ( oblique inferior) untuk kemudian berakhir di
ganglion siliare yang akan mengontrol konstriksi pupil dan fungsi akomodasi.
(5)
Nervus
trokhlearis mempunyai nukleus berlokasi
di dorsocaudal mesencephalon tepat
dibawah aquaduktus serebral dan dibawah nukleus n.okulomotor.
Nukleus trigeminus bermula dari midbrain, pons
dan ke medulla sampai ke cervical cord,
yang bergabung dengan spinal cord.
Secara anatomi nukleus trigeminus terbagi 4 yaitu dari
caudal ke rostral. Ketiga nukleus ini menerima informasi sensoris dan motorik
yang berbeda-beda.
1. Nukleus
sensoris utama
Merupakan nukleus
yang terletak di samping akuaductus dan batas caudal dari ventrikel IV,
yang akan menerima impuls
proprioseptif melalui sensori root
nervus trigeminus yang membawa rangsang sensoris melalui nervus nasosiliaris
dari kornea, dan konjungtiva.
2. Nukleus Motorik
Nukleus ini menerima
serabut saraf dari
cerebral hemisphere,
retikular formation, red nukleus ,
medial longitudinal fasciculus (MLF), dan nukleus mesencephalic. Nukleus
motoris trigeminus yang terletak
dimedial dari nukleus sensoris. Serabut motoris keluar dari sisi lateral pons, yang mengikuti cabang ketiga N.V yang mensuplai
untuk otot mengunyah, tensor tympani .
3. Nukleus
spinal
Terletak di
sepanjang medula oblongata sampai ke
spinal C4 dan akan menerima rangsang raba, nyeri dan suhu. (7,8)
4. Nukleus Mesencephalic
Nukleus ini
menerima rangsang proprioseptif dan deep sensation dari otot mengunyah , otot
wajah dan otot ekstraokuler.
Nukleus nervus abdusen berlokasi di pons diatas dasar ventrikel 4 setinggi
colliculus facialis. Nukleus nervus abdusen dekat dengan garis tengah seperti
halnya nervus okulomotoris dan nervus trokhlearis sebagai motor nukleus, serabutnya lalu menuju
ke ventral dan akhirnya keluar di
perbatasan bagian bawah pons dan bagian atas pyramid (bagian dari medula
oblongata) . Nukleus nervus abdusen juga berada di medial dari traktus
corticospinalis ( traktus pyramidalis ) yang mengontrol fungsi motorik dan
sensoris dari traktus spinalis. (7)
Nukleus dari nervus abdusen mempunyai 2 buah
nukleus yang mengontrol fungsi motorik
yaitu nukleus motorik pada satu sisi dan nukleus interneuron yang melintas
garis tengah dan mengontrol sisi kontralateralnya dari m.rektus medial yang
juga diinervasi oleh nervus okulomotor.(7,8)
Nukleus
nervus fasialis berada di pons dan
lateral dari nukleus nervus abdusens
dan di medial dari nukleus vestibulocochlear dan
di dalam perjalannnya bergabung
dengan nervus intermedius.Nervus
facialis sendiri sebenarnya adalah serabut motorik tapi setelah bergabung
dengan nervus intermedius berubah menjadi fungsi menjadi sekretomotorik. ( 7 )
Ada 3 nukleus nervus facialis pada pons, yaitu
-
nukleus
motoris dimana serabut motoriknya akan
berputar ke posterior melewati nukleus nervus abdusen yang akan mengatur
otot-otot mimik.
-
nukleus
salivari superfisial memberikan serabut para simpatis untuk kelenjar
saliva dan kelenjar lakrimal.
-
nukleus
solitarius untuk mensuplai chorda tympani.(7)
Terlihat bahwa letak nukleus tersebut berdekatan yang
memungkinkan jika terjadi penekanan pada daerah pons misalnya akan
memperlihatkan gejala parese bukan hanya pada salah satu nervus saja tapi juga
nervus lain yang berdekatan.
TOPOGRAFI,
FISIOLOGI DAN PATOLOGI
1. Nervus Optik
Nervus optik memiliki panjang sekitar 50 mm, yang
secara topografi akan dibagi menjadi 4 segmen, yaitu :
a. Bagian
intraokuler, yang memiliki panjang 1,5 mm dan dibagi atas zona prelaminar, zona
laminar dan zona post laminar.
b. Bagian
intraorbita, yang memiliki panjang kira-kira 28 mm yang memiliki bentuk S yang
memudahkan pergerakan bola mata tanpa peregangan. Dibagian ini nervus optik
sudah bermielin dan dibungkus oleh lapisan menings. Pada apeks orbita, nervus optik akan dikelilingi oleh Annulus Zinn yang
merupakan origo dari 4 muskulus
rektus dan m. oblique superior.
c. Bagian intrakanalikular, dimana akan melewati foramen optikum yang
panjangnya kira-kira 6 mm. Di dalam kanalis optikum ini, nervus optik lebih
terfiksasi karena duramaternya akan bergabung dengan periosteum.
d. Bagian intrakranial yang memiliki panjang kira-kira 10 mm dan di bagian
ini nervus optik akan tidak bermielin kembali. Bagian anterior dari arteri
karotis interna akan berada di bawa sedikit ke temporal dari nervus ini.( 1,2,10)
Di kiasma
yang berada di anterior hipotalamus dan anterior dari ventrikel 3, akan berkonfigurasi dimana serabut-serabut
nervus optik yang berasal dari nasal akan mengadakan persilangan sedangkan
bagian temporal tetap akan berjalan pada sisi yang sama. Di daerah ini sangat
kaya akan vaskularisasi dimana pada daerah ini kiasma akan di suplai oleh
proximal arteri serebralis anterior dan arteri komunikans anterior, selain itu juga sangat berdekatan
dengan kelenjar hipofise.
Dari kiasma,
nervus optik berlanjut ke traktus optik dimana serabut nervus optik yang dari
temporal ipsilateral akan bergabung dengan bagian nasal kontralateral. Seluruh
serabut sebelum sampai ke korpus genikulatum lateral, sebagian akan menuju ke
nukleus pretektal yang akan mengatur reflex pupil sedangkan sebagian besar akan menuju ke
korpus genikulatum lateral yang berperan dalam lintas penglihatan. Korpus genikulatum merupakan nukleus dari nervus optik dan
selanjutnya nervus optik akan berlanjut sampai ke korteks penglihatan . Korpus genikulatum lateral terletak di bawah talamus posterior dan di temporal
pulvinar , selanjutnya oleh radiasio optik atau traktus genikulokalkarina akan berakhir di korteks primer penglihatan
di lobus oksipital. (1, 2, 10)
Fungsi nervus optik
Nervus
optik merupakan saraf somatik spesial afferen yang artinya
spesial sensoris yang serabut sarafnya hanya di ada di intrakranial dan tidak
ada di batang otak dan spesial sense ( hearing, vision, balance dan smell ).
Sel fotoreseptor pada retina menjadi reseptor dalam menerima informasi
visual. Informasi visual berupa cahaya yang akan diubah menjadi impuls saraf
yang akan dihantarkan oleh nervus optik sampai ke korteks penglihatan kita
sehingga akhirnya kita dapat melihat suatu objek. ( secara detail dibahas di
sari pustaka lintas penglihatan ).
Gangguan pada nervus optik
Di sepanjang perjalanan nervus optik,
banyak sekali struktur-struktur
berdekatan yang dapat menjadi
penyebab gangguan pada nervus optik. Mulai dari retina sampai ke korteks penglihatan
dapat menimbulkan gangguan pada nervus optik ini.
Kelainan tersebut termasuk diantaranya :
1.
Kegagalan cahaya untuk mencapai retina, misalnya
akibat kekeruhan media refrakta.
2.
Penyakit pada retina, seperti retinitis pigmentosa,
perdarahan pada makula,
3.
perdarahan pada retina sampai ablatio retina.
4.
Penyakit atau kelainan pada nervus optikus seperti
neuritis optik, neuritis retrobulbar, dan atrofi nervus optikus.
5.
Adanya fraktur pada tulang sphenoid yang mengkompressi
nervus optik pada kanalis optikum
6.
Adanya aneurisma di sekitar kiasma yang akan
mengkompressi nervus optik, Misalnya oleh arteri karotis interna, arteri serebralis anterior atau a.
komunikansanterior. Juga aneurisma oleh arteri – arteri lain yang mensuplai di
sepanjang perjalanan nervus optik sampai ke
korteks penglihatan.
7.
Adanya tumor yang dapat membuat penekanan langsung
pada nervus optik atau pada pembuluh darah yang mensuplai nervus optik ( tumor hipofise).(10)
Jika terjadi lesi pada N.II akan mengakibatkan
gangguan pada fungsinya yaitu :
-
Gangguan pada ketajaman penglihatan
- Gangguan pada
refleks pupil
-
Gangguan pada lapangan pandang ( 10 )
Adapun gambaran defek lapangan
pandang tersebut adalah :
1. Partial
optic nerve Ipsilateral scotoma pada mata kanan
2. Complete
optic nerve Blindness pada mata kanan
3. Optic
chiasm Bitemporal hemianopia
4 .Optic
tract Homonymous hemianopia
5. Meyer’s
loop Homonymous upper quadrant anopia (temp cresc)
6. Optic
radiation Homonymous hemianopia dengan macular sparing
7. Visual
cortex Homonymous hemianopia dengan macular sparing
8. Macular
cortex Central scotomas (bilateral)
2. Nervus
Okulomotor
Nervus okulomotor dalam perjalanannya akan melalui
daerah-daerah sebagai berikut :
-
Bagian intraparenkim di mid brain. Serabut
saraf berjalan dari nukleusnya di daerah dorsal tegmentum midbrain, melewati red nukleus dan menuju ventral keluar ke mid brain pada
bagian medial dari pedunkulus serebri di colliculus superior.
-
Bagian subarachnoid. Setelah keluar dari bagian ventral
dari mesencephalon selanjutnya akan
memasuki ruang subarachnoid di depan midbrain pada fossa interpedunkular, dan
lewat diantara arteri cerebellaris superior dan arteri cerebralis posterior dan
di proksimal dari arteri komunikans posterior.
-
Bagian sinus cavernosus. Sebelum memasuki sinus cavernosus nervus
okulomotor akan menembus duramater di dekat prosesus klinoideus posterior dan
selanjutnya akan memasuki sinus cavernousus yang juga berisi nervus
trokhlearis, nervus abdusen, nervus trigeminus dan arteri karotis interna.
Nervus III akan berjalan di dinding
lateral atas dari sinus cavernus superior, tepat dibawah ligamentum
petroclinoid.
-
Bagian Orbita. Nervus III akan memasuki ruang orbita melalui
fissura orbitalis superior, dan akan membagi diri menjadi 2 cabang besar
yaitu cabang superior dan inferior.( 11
)
Percabangan Nervus Okulomotor
Setelah
keluar dari fissura orbitalis superior, selanjutnya nervus okulomotor akan
mempercabangkan dirinya menjadi dua
divisi besar yaitu :
-
divisi
superior yang akan menginervasi
m.levator palpebra dan m.rektus superior,
-
divisi inferior akan menginervasi m. rektus medial,
m. rektus inferior dan m.obliqus inferior.
Cabang dari obliqus inferior selanjutnya akan
mempercabangkan serabut parasimpatis
preganglion dari nukleus Edinger westphal yang akan menginervasi m.spinkter
pupil dan otot-otot siliaris. ( 1, 11 )
GANGLION SILIAR
Ganglion
siliar adalah salah satu ganglion yang berada di mata yang sangat penting dalam
letak dan fungsinya. Berlokasi sekitar 1 cm di depan annulus Zinn, bagian lateral dari arteri opthalmikus
diantara n. Optikus dan m. rektus lateral. Strukturnya sangat kompleks dan
merupakan pertemuan dari 3 serabut saraf yang berbeda-beda fungsinya, yaitu :
a. Serabut sensoris yang berasal dari n. Nasosiliaris ,
cabang dari nervus optalmikus, panjang sekitar 10-12 mm dan berisi serabut
sensoris dari kornea, iris dan badan siliar.
b. Serabut motorik yang berasal dari cabang inferior N. III yang juga
mempersarafi m. obliqus Inferior. Serabut ini yang satu_satunya bersinaps
dimana serabut postganglionnya akan membawa serabut parasimpatis yang akan
menginervasi m.spinkter iris dan badan siliar.
c. Serabut simpatis yang berasal dari pleksus sekitar
arteri karotis interna. Serabut ini hanya lewat dan tidak bersinaps yang akan
menginervasi pembuluh darah okuler dan m. dilatator iris. (1, 2, 3)
Fungsi nervus okulomotor
Fungsinya ada 2 yaitu :
1.
General Somatik efferen ( motoris) dimana serabut sarafnya yang
berasal dari nukleus motorik akan
menginervasi 5 otot ekstra okuler ,
yaitu :
o M. Rectus
superior untuk pergerakan mata keatas
o M. Rectus
medial untuk pergerakan ke medial
o M. Rectus
inferior untuk pergerakan mata kebawah
o M. Obliqus
Superior untuk pergerakan mata ke atas dan ke medial
o M Levator
palpebra untuk pergerakan bola mata keatas
2
General Visceral Efferen yaitu
serabut nervus okulomotor preganglionik para simpatis yang berasal dari nukleus Edinger Westphal
akan menginervasi otot spinkter pupil
yang akan mengkonstriksikan pupil dan muskulus siliaris yang akan mengatur akomodasi.
Third Nerve Palsy ( TNP )
1. Jika ada
gangguan pada nervus okulomotor
setelah keluar dari midbrain dan hanya pada satu sisi maka terjadi Unilateral
palsy. Maka yang terlihat adalah
-
`Down and
out` dari bola mata karena:
(1) kelemahan
dari m. Rektus medial sehingga terjadi eksotropia/ deviasi
horisontal,
(2) kelemahan
dari m. Rectus superior dan oblique inferior (keduanya
elevator) dan
m.rectus inferior (depressor) sehingga yang tersisa adalah m. Rektus
superior yang membuat mata menjadi arah keluar dan kebawah.
-
Ptosis karena
kelemahan dari m.levator palpebra yang membuat palpebra superior tidak dapat
diangkat dan mata tidak dapat melihat jelas.
-
Diplopia karena
adanya misaligment dari bola mata sehingga penglihatan tidak binokular
membuat mata melihat dobel.
-
Pupil
dilatasi akibat terganggunya serabut parasimpatis yang berasal
dari subnukleus Edinger Westphal yang mengatur otot spinkter pupillae.
-
Gangguan
akomodasi karena gangguan inervasi dari muskulus siliaris (2,
11,12)
2. Jika lesi
mengenai nukleus pada satu sisi
, akan terjadi unilateral TNP , ptosis parsial kontralateral dan parese elevasi bolamata kontralateral .
Adanya
kontralateral ptosis parsial karena adanya inervasi ke bilateral dari satu
nukleus yang sama, sedangkan ptosis ipsilateral yang lebih berat karena lesi
pada satu sisi di nukleus akan menekan badan sel dan serabutnya sedangkan yang
kontralateral hanya akan parsial karena persarafannya hanya sebagian. Sedangkan terjadinya palsy elevasi karena
nukleus untuk m.rectus superior akan berjalan menyilang, sehingga gejala yang
diberikan akan kontralateral. (
perhatikan letak nukleus nervus okulomotor). Penyebabnya biasa infark atau
tumor.
3. Jika lesi
pada serabut setelah dari nukleus tapi
masih di mid brain maka akan terjadi :
-
Benedict Syndrome dgn
tanda-tanda ipsilateral flapping tremor dan ataxia karena menekan red nukleus.
-
Weber
Syndrome dgn tanda-tanda parese
unilateral nervus okulomotor dimata dan disertai alternating hemiparese ( biasanya kontralateral), karena didekat
nukleus nervus okulomotor terdapat traktus
corticospinal di daerah pedunculus yang mengatur fungsi motorik .(11,12)
Biasanya disebabkan oleh aneurisma
atau tumor.
4. Jika lesi di ruang arachnoid, misalnya
terdapat aneurisma maka yang paling
cepat terjadinya gangguan adalah pupil karena serabut saraf pupil dari nervus okulomotor yang paling terluar
yang terdekat dengan arteri komunikans posterior ( arteri yang tersering
terjadi aneurisma).
Jika terjadi perdarahan sub arachnoid misalnya karena
ruptur dari aneurisma dan pasien menjadi tidak sadar maka sulit untuk
mengevaluasi kelainan yang timbul, maka refleks pupil dapat menjadi hallmark
untuk mendeteksi kelainan nervus okulomotor ini.
Tapi jika pupil
tidak terganggu (spared) sedangkan tanda-tanda parese n.3 yang lain ada, maka
itu menjadi tanda bahwa terjadi parese
n.3 karena iskemia terhadap vaskularisasi ke nervusnya misalnya pada DM atau
proses demielinating pada nervus nya.
5. Jika lesi
terjadi di sinus cavernosus maka
pada keadaan awal nervus okulomotorlah yang pertama terganggu karena serabut
pupil nervus okulomotor tepat berada dibawah ligamentum petroclinoid, tapi jika
lesi yang lebih besar maka nervus 4 dan nervus 6 serta 2 divisi dari nervus 5
juga akan terkena , misalnya pada keadaan inflamasi.
Secara anatomis
N.III akan terletak paling atas dibagian
sinus cavernosus posterior tapi jika di bagian anterior akan berada dibawah dan
medialis dari N.IV . (11,12)
3. Nervus Trochlearis
Nervus trochlearis sangat unik karena serabut sarafnya
yang berjalan ke dorsal akan menyilang garis tengah sebelum keluar ke
brainstem, akibatnya lesi setinggi nukleus akan bersifat kontralateral
sedangkan pada nervusnya akan ipsilateral.(14, 15,16)
Serabut sarafnya setelah meninggalkan nukleusnya akan
memutar ke caudal mesencephalon di periaquaductal grey. Selanjutnya ke medial
kembali untuk menyilang garis tengah dan akhirnya akan keluar ke permukaan
dorsal (bukannya ventral) antara pons dan
midbrain junction.
Selanjutnya
akan memasuki ruang subarachnoid dimana akan berjalan antara arteri serebralis
posterior dan arteri serebellaris superior.
Setelah
menembus duramater akan memasuki sinus cavernosus di dinding lateralnya, dimana
akan bergabung bersama N. III , N.VI, a.karotis interna dan N. V. Nervus trokhlear akanberada di bawah nervus
III dan diatas dari cabang opthalmik dari nervus V. Akhirnya akan memasuki
fissura orbitalis superior tapi diluar dari annulus Zinn lalu berjalan
diatasnya dan akhirnya akan menginervasi m.obliqus superior. (14,15,16)
Fungsi nervus
trokhlearis
Nervus
trokhlearis berfungsi sebagai general somatik efferent (motorik) yang akan
menginervasi m.oblique superior yang membuat bola mata bergerak ke bawah dan ke
lateral.
Fourth Nerve Palsy ( FNP )
Nervus trokhlearis memiliki panjang 60 mm dan
berdiameter sangat kecil yaitu hanya sekitar 0,25-1 mm, hal ini yang membuat
nervus trokhlearis sangat fragile/ rentan terhadap tekanan, injuri dan sangat
sulit dikenali pada saat operasi.(2)
Lesi
setingkat nukleus
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa serabut
saraf dari nervus trochlearis akan bersilangan dulu di mesencephalon sebelum
keluar menuju ruang subarachnoid maka jika terjadi lesi pada nukleus atau
serabut saraf sebelum keluar dari midbrain maka akan mengakibatkan paralisis
nervus trochlear secara kontra lateral. Penyebab yang tersering pada daerah ini
adalah infark, hidrosefalus, dan trauma.
Karena banyaknya struktur-struktur lain berupa nukleus
dari nervus cranialis yang lain seperti N. III, N. IV dan N. VI maka biasanya
paralisis nervus IV juga akan disertai oleh kelainan dari nervus yang lain
seperti light-near dissosiate pupil, Horner sindrom, nystagmus dan Internuclear
Opthalmoplegia ( INO ).(14)
Lesi di luar
midbrain
Jika terjadi suatu fraktur tertutup
intrakranial ( tersering ), meningioma, carotid cavernosus fistula, infeksi
pada sinus cavernosus atau tumor hipofise yang dapat menekan nervus trochlear
akan menyebabkan parese dari nervus ini.
Penekanan atau
injury pada nervus ini akan membuat :
-
Mata tidak dapat bergerak ke dalam dan kebawah, sehingga
pasien akan kesulitan untuk membaca atau
menuruni tangga.
-
Diplopia adalah keluhan yang tersering dirasakan, berupa
vertikal diplopia terutama jika pasien berusaha untuk membaca, tapi dengan melakukan head tilting atau memutar kepala kearah kontralateral dari otot
oblique superior yang parese ( dagu mendekati mata yang terkena) akan
memudahkan dan menghindarkan untuk
melihat dobel .
-
Parese dari
nervus trochlear yang murni/ sendiri (isolated) kadang sulit untuk dideteksi
karena biasanya parese dari nervus ini akan bersama-sama dengan nervus yang
lain ( N. III, dan N. VI) karena dalam
perjalanannya di sinus cavernosus dan fissura orbitalis superior selalu
berjalan berdampingan.(14,15,16)
6. Nervus Trigeminus
Nervus trigeminus setelah keluar dari nukleusnya di
sepanjang mesencephalon, pons sampai ke medula oblongata, serabut-serabutnya
akan bergabung membentuk ganglion Gasseri / Semilunar di daerah Meckel Cave yang selanjutnya akan memasuki ruang
subarachnoid. Setelah dari ruang subarachnoid akan menembus duramater dan
memasuki ruang sinus cavernosus yaitu
cabang opthalmik dan cabang maksilaris.
Di ruang sinus
cavernosus akan berada di nervus ini akan berada di bagian inferior pada sinus
cavernosus posterior, tapi setelah di bagian anterior, nervus ini akan berada
di superior sebelum akhinya cabang
opthalmik ( V1 ) akan memasuki fissura orbitalis superior yang selanjutnya akan
memasuki rongga orbita yang akan menuju ke kulit dahi dan puncak kepala.
Sedangkan cabang maksilaris akan memasuki cranium melalui foramen rotundum.
Serabut saraf sensorisnya akan mencapai fossa pterigopalatina melalui fissura orbitalis
inferior ( wajah, dagu dan gi gi atas ) dan melalui kanalis pterigopalatina (
langit-langit, mukosa hidung dan farings). Cabang mandibularis akan memasuki
foramen ovale dan akan menginervasi lidah, gigi bawah, dan kulit rahang
bawah.(2, 3, 17, 18)
Percabangan
nervus trigeminus
Cabang-cabang N.Trigeminus adalah :
Nervus
Opthalmicus ( V1)
Saraf ini merupakan cabang pertama bersifat sensoris yang pempersarafi
glandula lacrimalis, conjuntiva, mukosa
cavum nasi, kulit hidung, palpebra, dahi dan kulit kepala. Membentang ke
ventral di dinding sinus lateral cavernosus dibawah n.okulamotorius dan nervus
trokhlearis. Menerima serabut simpatis dari pleksus karotikus internus ,
sebelum memasuki fissura orbitaris superior.
Selanjutnya
bercabang menjadi :
1. N .Lakrimalis
cabang terkecil
memasuki orbita melalui tepi lateral fissura orbitalis superior, membentang pada tepi atas m.rectus
lateralis bersama-sama a.lakrimalis. Menerima r.zygomatikus n.maksilaris
mengandung serabut sekretori untuk
glandula lakrimalis.
2. N .Frontalis
memasuki rongga orbita melalui bagian superior fissura orbitalis superior terletak diatas otot dan membentang diantara
m.levator palpebra superior dan peiosteum. Pada pertengahan orbita bercabang
dua menjadi n.supratroclearis dan n.supraorbitalis.
3. N.nasosiliaris; masuk orbita melalui bagian medial fissura
orbitalis superior, menyilang n.optikus menuju dinding medial orbita dan
selanjutnya sebagai n.ethmoidalis anterior, masuk kedalam cavum cranii melalui
foramen ethmoidalis anterior, berjalan diatas lamina kribosa dan turun ke cavum
nasi melalui celah disisi crista gali. N.nasosiliaris menerima r.komunikan
ganglion siliaris dan mempercabangkan n.siliaris longus, n. siliaris brevis,
n.infratrochlearis dan n.ethmoidalis
posterior.(3,18)
Nervus
Maksilaris
Dari ganglion trigeminal divisi ini berjalan kedepan pada dinding lateral
sinus cavernosus dibawah N.VI, dan meninggalkan fossa crani melalui foramen
rotundum dan memasuki bagian superior dari fossa pterygopalatina.
Sesudah memutari sisi lateral processus orbitalis dari os platina, memasuki
orbital melalui fissura orbitalis inferior. Berjalan kedepan pada sulcus
infraorbitali pada orbital floor dan berubah nama menjadi n.infraobita.
Selanjutnya memasuki canalis dan keluar pada pipi melalui foramen
infraorbitalis untuk mempersarafi kulit palpebra inferior, kulit sisi hidung
dan pipi, bibir atas dan mucosa bibir atas dan pipi.(3,18)
Nervus
mandibularis
Divisi ini
merupakan divisi yang terbesar. Divisi ini tidak menginervasi orbita
Fungsi dari nervus trigeminus
1. Cabang
opthalmik adalah general somatik afferent /sensoris ( tactile, proprioceptif,
dan nosiseptif ), dimana :
-
cabang frontal akan
mempercabangkan nervus supratrokhlearis yang akan membawa rangsang sensoris untuk konjungtiva dan kelopak mata
atas dan
kulit dahi bagian bawah serta
nervus supraorbitalis yang akan mensuplai
palpebra inferior , konjungtiva
dan sebagian kulit dahi.
-
cabang lakrimal akan membawa rangsang
sensoris dari kelenjar lakrimal
melalui post ganglion
pterigopalatina, serta konjungtiva dan kulit sekitar
sudut mata bagian lateral.
-
Cabang nasosiliaris akan mempercabangkan :
- infratrokhlearis yang akan menginervasi untuk sistem drainase lakrimal,
konjungtiva dan kulit sekitar kantus medial.
- nervus siliaris longus akan membawa serabut sensoris dari badan siliar,iris dan kornea dan membawa serabut saraf simpatis ke otot dilatator pupil,
- nervus siliaris brevis akan membawa serabut saraf parasimpatis yang
menginervasi
otot konstriktor pupil dan m siliaris , serta akan membawa
serabut simpatis yang akan menginervasi otot dilatator
pupil dan
m.Tarsalis superior.
2. Cabang
maksillaris adalah serabut general somatik afferent/sensoris untuk kelopak mata
inferior, bibir atas, gusi dan gigi
bagian atas, dagu, hidung, dan sebagian farings serta sinus frontal, ethmoid
dan maxillaris.
3. Cabang
mandibular adalah sensoris untuk gusi bawah, gigi, bibir bawah sedangkan motoris untuk lidah , langit-langit dan otot-otot mengunyah.(17,
18)
Gambar dibawah memperihatkan perjalanan dari nervus
trigeminus dan daerah kulit yang dipersarafi ( dermatomnya ).
Apa yang
terjadi jika terjadi kelainan pada nervus trigeminus ?
Jika terjadi gangguan pada
persarafan pada nervus trigeminus maka fungsi sensoris dari daerah yang
dipersarafi akan memperlihatkan kelainan sesuai dengan dermatomnya.
Trigeminal Neuralgia ( Tic Douloureux) adalah
suatu keadaan dimana terjadinya rasa nyeri pada daerah persarafan sensoris dari
nervus trigeminus. Sifatnya ipsilateral dan biasanya disebabkan kompressi dari
arteri atau vena di fossa posterior yang akan menekan nukleus sensorisnya.
Penyebab infeksi dan degeneratif terjadi di ganglionnya. Penyebab yang lain
adalah intoksikasi kronik alkohol,
defisiensi vitamin B1,B12,B6 dan juga dapat karena drug eruption, serta trauma
atau fraktur tulang tertutup yang dapat menekan cabang-cabang dari nervus
trigeminus ini. Gejalanya tiba-tiba, dan awalnya akan menyerang bibir, pipi,
gigi dan ke bagian mata.
Kelainan yang dapat terjadi di
daerah mata yaitu hilangnya fungsi sensoris yang dibawa oleh cabang-cabang
nervus trigeminus seperti cabang V1 (n. Frontal, n.lakrimal ) yang akan mambawa
rangsang sensoris dari daerah konjungtiva, kelopak mata atas, kelenjar
lakrimal.
Hal lain yang dapat terjadi adalah
gangguan pada fungsi sensoris pada kornea
dan
otot-otot iris serta muskulus siliaris yang dibawa oleh nervus nasosiliaris.
(18)
Gambar diatas menggambarkan perjalanan rangsang sensoris kornea yang dibawa
oleh nervus trigeminalis cabang 1 yang akan dibawa ke nukleus spinalis nervus
trigeminus selanjutnya akan dibawa ke nukleus motorik nervus facialis secara
bilateral yang akan menbuat mata berkedip karena kontraksi muskulus orbikularis
okuli. Jadi jika dilakukan perangsangan pada kornea ipsilateral maka mata kiri
dan kanan akan berkedip, tapi jika terjadi lesi pada n. V1 ipsilateral maka
mata yang kontralateral tidak akan berkedip juga. Tapi jika kornea
kontralateral dilakukan perangsangan maka kedua mata akan berkedip ( affected
eye juga ).(18)
7. Nervus
Abdusen
Nukleus nervus
abdusen berada di medial dari nukleus
nervus facialis di pons, serabut saraf nervus abdusen akan berjalan
keatas dan kedepan di dalam pons dan
akhirnya keluar di perbatasan bagian bawah pons dan bagian atas medulla oblongata. (9, 14 )
Serabut saraf selanjutnya memasuki ruang subarachnoid dan akan menembus
duramater pada dorsum sella dari tulang sphenoid, berjalan terus dibawah
prosessus clinoid superior dan memasuki sinus cavernosus pada sisi lateral dari
arteri karotis interna, dimana nervus okulomotor, nervus trokhlearis dan nervus
opthalmikus berada di sisi lateral dari sinus cavernosus. Selanjutnya akan
memasuki orbita melalui fissura orbitalis superior dibawah vena oftalmika . Akhirnya berjalan diantara 2
caput m.rektus lateral dan akan menginervasi muskulus tersebut.(9, 17)
Fungsi dari nervus abducens
Sebagai General Somatik Efferent ( motorik ) dengan
menginervasi otot m.rektus lateral yang membuat bola mata bergerak ke arah
lateral.
Sixth Nerve Palsy ( SNP)
Gangguan pada setingkat nukleus.
Kerusakan
pada nukleus nervus abdusen tidak akan semata-mata kelumpuhan dari nervus
abdusen sendiri ( kelemahan dari m. rektus lateral ), tapi lebih kepada
gangguan pergerakan horisontal/ lateral (lateral gaze conjugate paralisis)
kedua mata. Hal ini disebabkan oleh karena, selain nukleus motoriknya yang
mengatur m.rektus lateral juga ada
nukleus interneuron yang menginervasi m. rektus medial yang diinervasi juga oleh
nervus okulomotor secara kontralateral. Pada mata normal, pergerakan mata ke
lateral (m. rektus lateral) pada satu mata akan berpasangan dengan pergerakan mata ke medial pada mata yang lain
(m.rektus medial), sehingga kedua mata akan melihat pada satu objek yang sama.
Semua ini diatur oleh serabut saraf pada Medial Longitudinal Fasciculus (MLF).
(9, 14, 17)
Lesi di daerah perifer
Jika terjadi
gangguan pada nervus abducen akan menyebabkan diplopia dan strabismus karena
dominasi kekuatan dari nervus okulomotor
yang menginervasi m.rektus medial. Bola mata akan bergerak ke medial
sehingga untuk menghindari diplopia maka pasien akan berusaha untuk memutar
kepalanya supaya kedua mata dapat
melihat sempurna. (9)
Penyebabnya
dapat oleh karena tumor,aneurisma atau fraktur
yang dapat langsung menekan nervus ini. Penyebab yang lain yaitu infark,
demyelinating, infeksi, penyakit pada sinus cavernosus dan neuropati. Tapi
penyebab yang tersering adalah diabetik neuropati .
Penyebab yang lain adalah
Wernicke-Korsakoff Syndrome yang
disebabkan oleh defisiensi thiamine karena alkoholisme menyebabkan nistagmus dan parese m. rektus
lateral serta Tolosa - Hunt Syndrome
dimana penyakit ini adalah penyakit
idiopatik granulomatous yang menyebabkan nyeri pada nervus okulomotor
dan nervus abdusen.(9, 17)
8. Nervus Facialis
Nervus
facialis adalah campuran serabut sensoris dan motoris. Nervus ini akan berjalan
ke ventral midbrain setelah keluar dari nukleusnya di pons. Disebut nervus
sekretomotorik karena dalam perjalanannya akan bergabung dengan nervus intermedius
yang merupakan nervus sekretomotorik untuk kelenjar salivatorius.(19)
Setelah
keluar dari nukleusnya akan berjalan ke dorsomedial lalu melingkari
nukleus nervus abdusen baru membelok ke
ventrolateral untuk meninggalkan lateral pons. Disinilah nervus facialis akan
bergabung dengan nervus intermedius. Nukleus salivatory nervus facialis akan
mengeluarkan serabut saraf dan yang melalui
lobang akustikus meatus akan membentuk ganglion genikulatum. Dari
ganglion ini melalui great petrosal nerve akan menuju ganglion pterigopalatina
yang akan memberikan serabut parasimpatis sekretomotorik untuk kelenjar
lakrimal. Tapi sebelum sampai di ganglion pterigopalatina, serabut saraf
parasimpatis akan berjalan bersama dengan serabut saraf simpatis yang dibawa
oleh deep petrosal nerve ( dari pleksus simpatis di arteri karotis interna) di
sepanjang foramen lacerum. Keduanya lalu bersinaps dan oleh nervus vidian akan
bergabung dengan nervus lakrimal yang selanjutnya akan menginervasi kelenjar
lakrimal. Sebagai saraf motorik nervus facialis akan memberikan serabutnya
untuk otot-otot wajah, otot stylohioid, digastrikus dan sisanya ke glandula
parotis. Cabang temporalnya yang menuju intracranial akan mempersarafi otot
frontalis dan m. orbicularis oculi bagian atas, dan cabang yang menuju
zygomatikus akan mempersarafi m. orbicularis bagian bawah.(19)
Fungsi dari
nervus facialis
- Fungsi sensoris dari wajah, kornea, mulut, hidung, gigi, lidah, menings, sinus dan gendang telinga.
- Fungsi motoris untuk otot mengunyah.
- Fungsi sensoris dari reseptor rasa 2/3 lidah dan langit-langit.
- Fungsi motoris dari otot-otot ekspresi wajah, otot stapedius dan otot-otot telinga tengah.
- Parasympatis untuk kelenjar saliva dan kelenjar lakrimal.
- Fungsi motoris untuk m.orbicularis oculi yang membuat mata berkedip dan muscle tone untuk menutup mata pada palpebra atas dan bawah.
Apa yang terjadi jika terjadi kelainan pada nervus
facialis ?
Jika
terjadi suatu gangguan terhadap persarafan nervus facialis, maka pemeriksaan
terhadap fungsi dari nervus facialis harus betul-betul dilakukan dengan
seksama. Mulai dari fungsi motorik pada otot wajah, otot mengunyah dan otot
orbicularis okuli yang diinervasi nervus tersebut sampai kepada fungsi
sensorisnya . Gejala yang muncul dibagian mata dapat berupa terjadinya
kelemahan terhadap fungsi m. orbicularis okuli dan disfungsi sekresi dari
kelenjar lakrimal. Akibatnya dapat terjadi ektropion, lagoftalmus, dry eye
sindrome sampai terganggunya ocular surface.
Nervus okulomotor
yang menginervasi m. Levator
terlihat berjalan sendiri dan jauh dari n. Facialis, sehingga jika terjadi
kelainan dari nervus facialis maka nervus 3 tetap akan bekerja mengangkat palpebra superior, tapi palpebra inferior
tetap akan lemah sehingga akan jatuh ke bawah membuat gangguan pada drainage
air mata.
Penyebab kelainan nervus facialis yang tersering
adalah Bell`s palsy. Ditandai dengan onset tiba-tiba dari kelemahan otot-otot
wajah, kadang dimulai oleh infeksi virus, tidak ada kelainan neurologi yang
lain serta tidak ada kelainan telinga.
Penyebabnya masih belum jelas tapi diduga kuat karena
pengaruh virus herpessimpleks.
Pada Bell`s palsy terlihat kelainan seperti :
perubahan pada wajah yang terlihat, otot-ototnya terlihat terjatuh, hilangnya
lipatan nasolabial dan menurunnya sudut mulut, sulit untuk menggerakkan
otot-otot wajah, tapi hanya pada satu sisi, kesulitan untuk mengunyah dan
gangguan pengecapan, kesulitan untuk menutup kelopak mata ( kelemahan
m.orbicularis oculi ), sensitif terhadap suara , nyeri pada belakang telinga,
ektropion, lagoftalmus .
Penyebab yang lain dapat oleh karena trauma, virus
herpes Zoster dan tumor ( acoustic neuroma, hemangioma, tumor glandula parotis
).(9, 10, 15)
PERSARAFAN AUTONOM TERHADAP ORBITA
Persarafan
autonom terbagi menjadi dua divisi yaitu sistem saraf simpatis dan sistem
saraf parasimpatis. Persarafan autonom merupakan bagian dari sistem saraf
perifer. Sistem saraf autonom mengirimkan serabut sarafnya ke jaringan otot
jantung, otot polos dan jaringan kelenjar. Stimulasi dari sistem simpatis atau
parasimpatis akan mengontrol fungsi kontraktilitas jantung, kontraktilitas otot
polos serta stimulasi atau inhibisi dari sekresi kelenjar.
Fungsi dari sistem simpatis dan parasimpatis dapat
dikatakan berbeda , tetapi dalam pengertian lebih ke saling mengimbangi
daripada antagonis. Aksi dari parasimpatis dapat disimpulkan seperti rest and digest dimana pada sistem
simpatis seperti fight or flight.(20)
Pada organ mata, sistem saraf
autonom akan menginervasi sel otot polos di otot instrinsik mata yaitu m. spinkter pupil, m. dilatator pupil, m.
siliaris, kelenjar- kelenjar di mata, m.
muller serta pembuluh darah yang ada di
mata.
Persarafan
simpatis pada mata dapat dibagi menjadi 2 jalur tujuan, yaitu :
1. Jalur yang
bermula dari bagian posterior
hipothalamus yang akan berjalan sampai ke mata dan 3 kali berganti neuron.
Serabutnya menuruni batang otak menuju medula spinalis dan berakhir di kolom
sel intermediolateral spinal cord setinggi cervikal 8 sampai thorakal 2. Disini
serabut saraf akan berganti neuron pada ciliospinal nucleus of Budge-Waller.
Serabut post-sinaptik lalu meninggalkan medula spinalis melalui rami ventral
dari Th 1-3 akan bergabung dengan paravertebral sympathetic plexus. Serabut ini
akan berjalan ke atas menuju ganglion cervicalis superior dan bersinaps disana.
Setelah berganti neuron, serabut post ganglion akan berjalan sepanjang arteri
karotis interna dan memasuki kranium melalui kanalis karotikus. Serabut ini
akan berjalan bersama dengan arteri karotis interna sampai akhirnya keluar dari
fissura orbitalis superior dan bergabung dengan ganglion siliar tanpa bersinaps. Oleh nervus siliaris longus
serabut simpatis akan menginervasi m. dilatator
pupil. (20)
2.
Jalur
selanjutnya adalah rangkaian dari jalur pertama dimana serabut saraf setelah
bersinaps di ganglion servikal superior akan berjalan bersama dengan arteri karotis eksterna dan berjalan
sepanjang tulang petrosa dan mengikuti deep
petrosal nerve yang selanjutnya akan bersinaps di ganglion pterigopalatina
dan oleh nervus lakrimal akan menginervasi kelenjar
lakrimal. Sebagian lagi yang berjalan bersama dengan arteri karotis
eksterna akan mensuplai kelenjar
keringat (sweat gland) di daerah dahi.
Untuk serabut saraf simpatis yang
akan mensuplai m. Muller akan
berjalan bersama dengan arteri opthalmika. (20)
Pada iris yang diinervasi
serabut simpatis akan berdistribusi di
otot spinkter iris, pembuluh darah dan pada lapisan epitel berpigmen dari
processus ciliaris. Selain itu juga akan terdistribusi di pembuluh darah di
mata.
Fungsi sistem simpatis
pada mata
Noradrenalin
adalah neurotransmitter utama yang dikeluarkan oleh serabut saraf simpatis
mata, disamping neurotransmitter yang lain seperti dopamin, serotonin.
Noradrenalin ini ditemukan paling banyak di daerah sekitar iris dan di humor
aquous.
Serabut simpatis akan dibawa oleh dua jenis serabut saraf yaitu :
1. serabut adrenergik dan
diterima oleh reseptor alfa 1 dan alfa 2.
Sistem ini akan
:
-
Menginervasi
m. dilatator pupil sehingga mata menjadi midriasis
-
Menginervasi
m. muller ( m. tarsalis superior) .
-
Menginervasi
glandula lakrimal dengan menurunkan fungsi sekresinya
-
Menginervasi
pembuluh darah di mata sehingga vasokonstriksi atau vasodilatasi
2. Serabut
kolinergik dan diterima oleh reseptor beta 1 dan beta 2
akan menginervasi prosessus siliaris sehingga dapat memproduksi humor
aquous.(20)
PERSARAFAN PARASIMPATIS PADA MATA
Persarafan parasimpatis berasal dari 2 nukleus yang
berbeda sesuai dengan target organnya, yaitu dari nervus okulomotor dan nervus facialis, dimana :
1. Jalur
pertama berasal dari nukleus nervus
okulomotor yaitu nukleus
Edinger-Westphal di midbrain. Dari nukleus ini akan dikeluarkan serabut saraf
preganglionik yang akan berjalan bersama
nervus okulomotor dan akan bersinaps di
ganglion siliar. Serabut saraf postganglionik yaitu nervus siliaris brevis akan membawa serabut
saraf parasimpatis dan memasuki orbita serta menginervasi m.siliaris dan m. spinkter pupil.
2. Jalur untuk
menginervasi glandula lakrimal dimulai dari nukleus nervus facialis yaitu nukleus salivatory yang akan
memberikan serabut preganglioniknya dan
akan berjalan terus menuju ganglion genikulatum. Selanjutnya akan
berlanjut menjadi 2 cabang serabut parasimpatis yaitu nervus petrosal besar (
great petrosal nerve) dan chorda tympani.
Dan melalui great superior petrosal nerve akan berhenti di ganglion
sphenopalatina. Serabut postganglion akan berjalan melalui nervus vidian dan
akan bergabung dengan nervus lakrimal (cabang V1) akan menginervasi kelenjar lakrimal.(20)
Fungsi
persarafan parasimpatis
Serabut post ganglionik ini akan
mengeluarkan neurotransmitter asetilkolin dan melalui serabut saraf
kolinergik akan diterima reseptor muscarinik yang akan
menginervasi :
-
Menginervasi
m. spinkter pupil sehingga mata menjadi miosis
-
Menginervasi
m.siliar untuk mengatur akomodasi.
-
Menginervasi
glandula lakrimal dengan meningkatkan fungsi sekresinya
-
Menginervasi
pembuluh darah di mata sehingga vasokonstriksi
PENUTUP
Mata sebagai
indera penglihatan dalam menjalankan fungsinya diatur oleh berbagai macam
sistem, dimana salah satunya adalah sistem persarafan.
Enam
nervus cranialis mengatur secara
langsung baik dalam fungsi sensoris maupun fungsi motoriknya . Keenam saraf
cranialis tersebut adalah nervus
optikus
( N. II ), nervus occulomotoris ( N.III
), nervus trochlearis ( N. IV ), nervus
trigeminus (N.V), nervus abducens (N.VI), dan nervus facialis (N.VII).
Selain itu sistem syaraf autonom juga mengatur mata kita yaitu sistem
saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.
DAFTAR PUSTAKA
- Cibis GW, Abdel Latief AA, Bron AJ, Chalam KV, Tripathy BJ et al. BCSC : Fundamental and principles of opthalmology. Section 2. San Francisco, USA : AAO, 2008-2009 ; 96-125
- Newman SA, Arnold AC, Friedman DI, Kline LB, Rizzo III JF. BCSC : Neuro-opthalmology. Section 5. San Francisco, USA : AAO, 2008-2009; 23-28.
- Anonim, Cranial nerves. Available from : http.//www. Wikipedia.org. Accessed on september 4.2009
- Anonim. Available from : 150 Cranial Nerves ppt. Accessed on 6 September 2009.
- Sidarta P, Mahar Mardjono. Neurologi Klinis Dasar, edisi 6. Jakarta. Dian Rakyat. 1994: 116-60.
- Available from : http://www.revopth.com/getting at the vertical diplopia//200810/083_RPJ8_F6.gif.
- Cranial Nerve Nucleus. Available from : http://www. Wikipedia.org.
- Kanski JJ. Clinical opthalmology 5th edition. Butterworth-Heinerman Ltd. Oxford American. 2003: 596-647
- Anonim. Abducen nerve. Available from : http://www. Wikipedia.org.Accessed on September 6. 2009.
- Nervus Optic. Available in http : // yayanakhyar.wordpress.com
- Available from : http://www.ispub.com/oculomotor erve/volume10_number_1.Accessed on oktober 5. 2009.
- Available in http://www.ispub/ijn/volume 10 number 15/orv/oculomotor nerve
- Available in http://www. medscape.com/surgical management of unruptured post carotid artery wall aneurysma/2003/459061/art-nf459061.fig.
- Diplopia. Available in http: //jnnp.bmj.com/egi/Diplopia and eye movement/75/iv24.
- Yousry et al, MR Anatomy of the Proximal Cisternal Segment of the Trochlear Nerve: Neurovascular Relationships and Landmarks. Radiology, 223 (1): 31-38
- Anonim. Trokhlear nerve. Available from : http://www. Wikipedia.org.Accessed on September 6 . 2009.
- EA Gallman. Medical Neuroscience. Available from : 42905_EyeMovementAnswer.pdf-Adobe reader
- Trigeminal Nerve. Available from : http://www. Wikipedia.org. Accesssed on September 6. 2009
- Facial Nerve. Available from : http: // www.Radiopaedia.org. Accessed on 24 september 2009.
- Autonomic Nervous System. Available from : http://www.WordiQ.com. Accessed on oktober 14. 2009.
- Denis J Dupre, Autonomic Pharmacology, Available from :denis.dupre@dal.caAccessed on oktober 5. 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar